Budi Arista Romadhoni
Senin, 08 Maret 2021 | 16:18 WIB
Ini Cerita Hotel Jansen Semarang, Pernah Ditinggali Penari Erotis Belanda
Tembok bertuliskan Hotel Jansen di sisi jalan Meyjen Suprapto.[Ayosemarang.com/Vedyana]

Beberapa tahun kemudian, perkawinan Margaret dan Kapten Rudolf pun mengalami prahara yang sulit. Keduanya memutuskan kembali ke Belanda dan perkawinan mereka pun berakhir di sana pula.

"Setelah perceraiannya itu, Margaret memproklamirkan diri sebagai seorang penari dari Jawa yang bernama Mata Hari. Dia melalang buana di eropa salah satunya Perancis. Yang mana pada waktu itu di eropa, khususnya Paris orang sangat menyukai dengan hal-hal berbau Timur," ucapnya.

Margaret, lanjut Tjahjono, memanfaatkan kondisi tersebut dengan menyatakan dirinya sebagai Penari jawa. Padahal, dia bukanlah penari Jawa sebenarnya. Karena tampilannya yang tidak mencerminkan penari Jawa melainkan penari setengah telanjang yang erotis.

"Mata Hari dikenal juga sebagai pelacur tingkat tinggi saat itu. Dia banyak pergi ke berbagai tempat di Eropa. Tak terkecuali ke Perancis dan Jerman. Yang mana saat itu, keduanya sedang tidak akur," katanya.

Baca Juga: Sah! PSIS Semarang Akhirnya Pulang ke Markas Stadion Jatidiri

Pada Perang Dunia I itu, Perancis banyak mengalami kekalahan. Sehingga membuat Mata Hari menjadi sasaran kambing hitam saat itu. Dan dituduh sebagai spionase yang membocorkan rahasia.

"Karena kedekatannya dengan dua kubu tersebut, membuat Mata Hari dituduh sebagai spionase kala itu. Singkat cerita Akhirnya dia dihukum mati di Perancis," katanya.

"Dia dihukum mati dengan cara ditembak di depan regu tembak. Tapi biasanya target di tutup matanya. Dia tidak mau ditutup matanya. Dia menganggap dia tidak bersalah," tambahnya.

Tjahjono pun memberikan catatan. Adapun setelah dia kembali ke eropa dan bercerai dengan Kapten Rudolf, Margaret tidak pernah lagi ke Jawa.

"Jadi, pada waktu dia setelah memperkenalkan julukannya bernama matahari, dia tidak pernah ke Jawa. Dan ngapain ke Jawa,  Belanda itu netral dan tidak terlibat Perang Dunia I. Dan juga, sampai sekarang masih kontroversi apakah dia mata mata atau bukan," catatnya.

Baca Juga: Sering Kebanjiran, Lapangan di Kota Semarang akan Dibangun Jadi Resapan Air

Dalam pernikahannya dengan Kapten Rudolf, Margaret mempunyai dua orang anak. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan.

Load More