Budi Arista Romadhoni
Rabu, 16 Juni 2021 | 12:26 WIB
Relawan memakamkan pasien Covid-19 di Kota Semarang (suara.com/Dafi Yusuf)

"Ya karena kasus mulai tinggi masyarakat jadi lebih waspada kembali," terangnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi  mengatakan,  untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 dia  sudah revisi SK Wali Kota Semarang  agar masyarakat semakain paham. Kegiatan seperti pernikahan dan pemakaman dibatasi 50 orang.

"Namun kalau kegiatan aktifitas ibadah kalau muat 300 bisa dikurangi 50 persen jadi 150 sudah  bisa  digunakan," jelasnya saat ditemi di Kantor  Wali Kota Semarang beberapa waktu yang lalu.

Menurutnya, melonjaknya  angka Covid-19  di Kota Semarang disebabkan karena kesadaran masyarakat soal prokes mulai  menurun. Berdassarkan survei yang dia lakukan, banyak warga yang mengabaikan prokes.

"Kalau sudah begini harus saling menjaga, harus mandi sebelum masuk rumah," ujarnya.

Beberapa kali dia menemui pasien Covid-19  kebanyakan mereka diisolasi di rumah dinas dengan keluarga. Hal itu mennunjukan jika penyebarannya sudah sampai pada  lingkup yang paling kecil.

"Beberapa kali saya temui warga yang isolasi, saya anya di sini dengan siapa, ternyata dengan  suaminya," ujarnya.

Untuk antisipasi Ruang IGD dan Isolasi Covid-19 di sejumlah rumah sakit Kota Semarang yang mulai penuhi, dia mengimbau kabupaten/kota di luar Kota Semarang merujuk pasien Covid-19 ke rumah sakit terdekat di sekitarnya.

"Hal itu mengingat keterbatasan tempat tidur rumah sakit di Kota Semarang terbatas," ucapnnya.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Riau Capai 311, Sembuh 518, Meninggal 5 Pasien

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More