Budi Arista Romadhoni
Minggu, 29 Agustus 2021 | 15:49 WIB
Di Masa Pandemi Covid-19, Tim Peneliti F MIPA Unsoed Kembangkan PLTA Piko Hidro
Tim Peneliti F MIPA Unsoed kembangkan PLTA Piko Hidro. [Dok Unsoed]

SuaraJawaTengah.id - Sepanjang pandemi Covid-19 tak menyurutkan langkah Peneliti dari Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Mereka berinovasi demi perkembangan masyarakat sekitar yakni telah berhasil mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala kecil Piko Hidro (PH).

PLTA PH buatan Unsoed ini merupakan pembangkit listrik yang bisa dipasang di kawasan dengan potensi aliran air kecil seperti saluran irigasi maupun sungai di pedalaman dan pegunungan.

Selain itu, PLTA PH menggunakan turbin sederhana, murah, serta mudah digunakan dalam pengoperasian dan perawatan.

Ketua Tim Peneliti Jamrud Aminuddin mengatakan bahwa PLTA yang telah berhasil direalisasikan dalam kegiatan ini masuk dalam kategori PLTA-Piko Hidro karena daya yang dihasilkan kurang lebih 5.000 W.

"Sistem ini hanya memanfaatkan aliran sungai yang kecil," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (29/8/2021).

"Pada prinsipnya daya keluaran sangat bergantung pada kondisi aliran sungai dimana sistem ini diterapkan," tambahnya.

Selain itu, Aminuddin menjelaskan bahwa dari beberapa literature ilmiah diketahui bahwa berdasarkan output daya listrik yang dihasilkan, PLTA diklasifikasikan menjadi 5 istilah, yaitu: Large-Hydro (> 100 MW), Medium-Hydro (15-100 MW), Small-Hydro (1-15 MW), Mini-Hydro (100–1.000 kW), Micro-Hydro (5-100 kW), dan Pico-Hydro (< 5 kW).

Anggota PSI (Physics Society of Indonesia) Jamrud Aminuddin menjelaskan bahwa sistem ini bisa ditingkatkan daya keluarannya jika kondisi aliran sungai mendukung.

Pembuatan PLTA itu dilaksanakan di Desa Babakan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas terletak di arah barat daya kota Purwokerto, Provinsi Jawa Tengah.

Baca Juga: 1 Jenazah Korban Longsor PLTA Batang Toru Ditemukan, Total 10 Korban

Lokasi tersebut berjarak sekitar 15 km dari Kampus Unsoed melewati jalan desa. Berhubung jalan tersebut melewati beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Karanglewas, dengan jalan yang relative kecil, maka waktu tempuh dari Kampus Unsoed sekitar 20 menit.

Menurut salah satu anggota tim Sunardi latar belakang kegiatan ini berdasarkan observasi awal di lokasi tersebut.

"Sebelumnya telah dikembangkan sebuah PLTA Piko Hidro oleh masyarakat setempat untuk menunjang proses penggilingan batu," kata Sunardi.

Kemudian Sunardi mengatakan bahwa aliran listrik dari sistem pembangkit dimanfaatkan untuk menggerakkan conveyor belt (saluran pengangkut batu pada mesin penggiling). "Pembangkit listrik skala kecil tersebut juga dimanfaatkan untuk penerangan jalan dan pemakaman,"jelasnya.

Anggota tim yang lain Akmal Ferdiyan, menjelaskan bahwa dari pengamatan langsung yang telah dilakukan diketahui bahwa sistem PLTA yang dikembangkan oleh masyarakat setempat mengalami permasalahan teknis.
Pada sistem PLTA Piko Hidro tersebut, tidak bekerja secara optimal karena debit air yang dialirkan menuju pipa pesat tidak menghasilkan tekanan tinggi.

Masalah lainnya yang ditemukan adalah sistem konverter energi mekanik yang akan memutar generator listrik tidak seimbang. Akibatnya daya listrik yang dihasilkan tidak stabil sehingga rentan terhadap fluktuasi tegangan.

Load More