Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 15 November 2021 | 13:16 WIB
Suasana puluhan perahu yang rusak di Kampung Nelayan Tambak Lorok Kota Semarang. (Suara.com/Dafi Yusuf) 

SuaraJawaTengah.id - Ribuan nelayan di Tambak Lorok, Kota Semarang tagih janji Wali Kota Semarang untuk segera membuatkan talut pemecah gelombang. 

Pasalnya, beberapa perahu milik nelayan Tambaklorok sudah menjadi korban dari keganasan ombak. Sebagian ada yang rusak parah hingga tenggelam. 

Ketua Dermaga Tambak Lorok,  Subur mengatakan, dalam waktu dekat akan terjadi gelombang yang besar seperti di tahun-tahun sebelumnya yang mengakibatkan perahu nelayan rusak. 

"Jika musim hujan ombaknya cukup besar. Hal itu membuat beberapa perahu tahun sebelumnya banyak yang rusak," jelasnya saat ditemui di lokasi, Senin (15/11/2021). 

Baca Juga: MU Dibantai Liverpool, Wali Kota Semarang Lempar Sindiran Minta Solskjaer Diganti?

Untuk itu, dia meminta Pemerintah Kota Semarang untuk segera membuat talut pemecah ombak untuk antisipasi ombak besar yang terjadi di wilayah pesisir Kota Semarang.

"Kalau tahun kemarin itu ada sekitar 8 perahu yang rusak. Juga ada yang tenggelam. Kalau ditotal ada puluhan," katanya. 

Menurutnya, hal itu disebabkan, di dermaga tersebut tak ada talut yang fungsinya sebagai pemecah gelombang yang membuat gelombang ombak langsung mengarah ke dermaga. 

"Akhirnya, ombak langsung menghantam perahu yang sedang bersandar di dermaga," ujarnya. 

Selain kerusaka yang disebabkan ombak yang besar, juga muncul permasalahan lain diantaranya banyak perahu yang saling benturan satu sama lain. 

Baca Juga: Viral! Vaksinasi Covid-19 di Kota Semarang Diperjualbelikan Seharga Rp300 Ribu

"Jadi antar perahu itu saling tabrakkan," ujarnya. 

Menurutnya, selain mengancam perahu para nelayan, tidak adanya talut pemecah gelombang juga mengancam kehidupan warga yang ada di dekat dermaga. 

"Tahun kemarin sampai meluber ke permukiman warga air lautnya. Beberapa rumah warga juga ikut rusak," katanya. 

Biasanya, ombak besar akan terjadi di bulan Desember. Jika takut pemecah ombak tak ada kemungkinan besar nasib perahu nelayan tak beda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya. 

"Satu bulan lagi pasti ombaknya besar," imbuhnya. 

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More