SuaraJawaTengah.id - Gerimis baru saja turun saat pria berpawakan kurus digiring keluar dari ruang tahanan. Berpeci coklat, mengenakan seragam oranye bernomor 14, tersangka IS diapit dua polisi bersenjata dari Polres Magelang.
Lelaki kecil kurus ini diduga menghabisi 4 nyawa korbannya dengan keji. Dua korban dibunuh pada 14 Mei dan 4 Desember 2020, serta 2 lainnya pada 10 November 2021.
Sehari-hari, pria berusia 57 tahun ini dikenal sebagai “orang pinter” di kampungnya. Di Dusun Karangtengah, Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran, Magelang, IS membuka praktik pengobatan alternatif.
“Terkait menjadi salah satu ‘orang pinter’ itu mungkin sebatas karena sering dimintai pengobatan alternatif,” kata Kepala Desa Sutopati, Slamet Nursidi saat dijumpai di kantornya, 23 November 2021.
Tidak banyak yang tahu selain mengobati orang, dukun IS juga menerima jasa melancarkan usaha dan menggandakan uang. Kepada pasiennya, IS menjanjikan uang yang telah ia jampi jumlahnya dapat berlipat ganda.
Janji itu disampaikannya kepada korban Lasman dan Wardiyanto, warga Dusun Marongan, Desa Sutopati, Kajoran. Tersangka menjanjikan uang Rp 25 juta yang diberikan para korban tidak akan habis jika dibelanjakan.
Agar hajat itu terkabul, IS mensyaratkan kedua saudara ipar itu meminum air yang telah dijampi. Syarat lainnya, air wajib diminum sebelum mereka tiba di rumah dan tidak boleh terlihat orang.
Dalam perjalanan pulang, di tepi jalan Dusun Wonoyoso, Lasman dan Wardiyanto meregang nyawa. Air yang diserahkan IS ternyata sudah dicampur potas yang mengandung racun mematikan sianida.
Polisi langsung mencokok IS begitu mengetahui kedua korban tewas tidak lama setelah bertamu ke rumah sang dukun. Tidak berhenti di situ, Polres Magelang yang menangani kasus dugaan pembunuhan Lasman dan Wardiyanto mengendus adanya korban lain.
Baca Juga: Aksi Keji Kasus Dukun Pengganda Uang di Magelang Diduga Pembunuhan Berantai
Belakangan IS mengakui selama tahun 2020 telah membunuh Muarif warga Dusun Karanganyar, Desa Sutopati, dan Suroto warga Moyudan, Sleman, Yogyakarta.
Jalan Pintas Praktik Dukun
Menurut teori Dosen Sosiologi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Ratri Kusumaningtyas, M. Si, pranata sosial gagal mengakomodir kebutuhan masyarakat terutama golongan masyarakat bawah.
Akhirnya satu-satunya jalan yang memungkinkan dan dipercaya masyarakat menjadi sulusi tercepat menyelesaikan masalah: pergi ke dukun.
Menurut pandangan kebanyakan masyarakat -kebanyakan- Jawa, dukun adalah sosok yang mampu menjembatani manusia dengan entitas yang lebih tinggi atau kuat.
“Dukun adalah pelaku spiritual. Penolong bahkan konsultan yang siap membantu masyarakat. Sehingga masyarakat sering datang ke dukun untuk mendapatkan solusi,” kata Ratri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota