SuaraJawaTengah.id - Penghujung tahun 2021 masyarakat Indonesia dihebohkan makin maraknya kasus pencabulan dan pemerkosaan yang muncul ke publik di sejumlah wilayah.
Terakhir, kehebohan kasus pelecehan seksual terjadi di Bandung dan Cilacap. Pelakunya bukanlah orang jauh. Melainkan pengajar para korban di lingkungan tempat ia sekolah.
Tak terkecuali di Kabupaten Banyumas. Meski tidak ada kasus menonjol, kasus pelecehan seksual sepanjang tahun 2021 cukup tinggi. Bahkan angka prosentasenya meningkat sebanyak 10 persen dibanding tahun 2020.
Berdasarkan catatan, ada 36 kejadian pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang melapor ke Polresta Banyumas. Rinciannya 24 kasus persetubuhan dan 12 kasus pencabulan.
Namun dari laporan tersebut, baru 15 kasus persetubuhan dan 6 kasus pencabulan yang ditindaklanjuti hingga proses persidangan. Sisanya masih dalam proses penyelidikan.
Banyaknya laporan kasus pelecehan seksual tersebut cenderung meningkat dari tahun 2020 dengan catatan 21 kasus persetubuhan dan 11 kasus pencabulan. Itupun keseluruhan sudah menjalani persidangan.
Kasatreskrim Polresta Banyumas, Kompol Berrye menduga, adanya peningkatan kasus pelecehan seksual didasari karena bermacam faktor.
Namun yang paling menonjol karena pengaruh dari tontonan video porno dari pelaku. Jika melihat dari faktor tersebut, kemungkinan pemicunya adalah karena sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Hasil penyelidikan kami, itu kan saat ini situasi pandemi Covid-19. Anak-anak lebih banyak berkutik di rumah, dengan adanya fasilitas handphone, dari situlah banyak kenalan melalui media sosial. Dari sinilah kebanyakan semua berawal," katanya kepada Suarajawatengah.id, Sabtu (11/12/2021).
Baca Juga: Cabuli Anak 14 Tahun, Pria Paruh Baya di Tanjungpinang Ditangkap
Salin digunakan untuk bermedia sosial, mudahnya mengakses situs-situs porno juga memotivasi anak-anak semakin penasaran. Karena rata-rata, pelaku dan korban adalah anak di bawah umur.
"Tidak hanya korban, pelaku juga termotivasi karena seringnya melihat video-video porno," terangnya.
Dari puluhan kasus yang sudah masuk aduan ke Polresta Banyumas, semuanya dianggap penting. Keseluruhan tingkatannya sama, tidak ada yang begitu menonjol.
"Kami menilai itu penting semua, karena kasus persetubuhan terhadap anak di bawah umur, bukan hanya anak yang usia belasan, tapi juga yang masih duduk di SD, itu rata-rata dilakukan oleh pihak-pihak keluarga terdekat. Itu jadi atensi kita penanganannya," ungkapnya.
Dari keseluruhan kasus yang terjadi, bahkan ada yang sampai korbannya hamil. Ini yang menjadi perhatian khusus dari Polresta Banyumas. Pasalnya, tersangka yang melakukan tindak persetubuhan tersebut tidak mengakui.
"Ada juga yang sampai hamil, sampai melahirkan, yang lumayan menjadi perhatian kita sampai kita harus melakukan tes DNA di Mabes Polri," tuturnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC