Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 12 Januari 2022 | 13:25 WIB
Jenazah SA (14) saat masih berada di rumahnya di Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang sebelum akhirnya dimakamkan. [Istimewa].

SuaraJawaTengah.id - ‎Warga Dusun Sokatata, Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang membuat heboh karena menyimpan jenazah anaknya, SA yang sudah meninggal diduga selama dua bulan lebih.  Bocah berusia 14 tahun itu tak kunjung dimakamkan karena diyakini masih hidup.

Kapolsek Moga AKP Dibyo Suryanto mengatakan, pihaknya awalnya mendapat laporan dari warga terkait adanya seorang anak yang sudah meninggal, namun tak segera dimakamkan pada Minggu (9/1/2022).

"Begitu mendapat laporan, kita langsung mendatangi rumahnya bersama tokoh agama dan masyarakat," kata Dibyo, Rabu (12/1/2022).

Menurut Dibyo, setelah dilakukan‎ pendekatan persuasif oleh pihaknya bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat, orang tua SA akhirnya mengizinkan untuk dilakukan pemeriksaan medis terhadap sang anak. 

Baca Juga: Kasus Pencabulan Terhadap Anak Tiri Jadi Perhatian Kapolres Pemalang

Dari pemeriksaan tim medis Puskesmas Banyumudal Moga, SA dipastikan sudah meninggal dunia karena menderita penyakit.

‎"SA meninggal karena penyakit TBC. Dia memang punya riwayat sakit TBC dan sudah pernah berobat ke puskesmas‎," ujarnya.

Informasi yang beredar SA diduga sudah meninggal selama lebih dari dua bulan dan selama kurun waktu disimpan orang tuanya di rumahnya. Terkait hal ini, Dibyo mengaku tak bisa memastikannya.

"Dari tim medis yang bisa memastikan sudah berapa lama meninggalnya. Yang jelas dari keterangan orang tua, SA masih dianggap hidup sehingga tidak dimakamkan," ujarnya.

Dibyo mengatakan, orang tua SA akhirnya bers‎edia anaknya dimakamkan pada Minggu (9/1/2022) malam kendati harus lebih dulu dilakukan pendekatan persuasif cukup lama.

Baca Juga: CEK FAKTA: Rumah Doddy Sudrajat di Pemalang Ludes Terbakar Rugi Ratusan Juta, Benarkah?

"Ya sempat tidak mau, tapi akhirnya SA dimakamkan Minggu malam sekitar pukul 22.00 WIB‎. Dimakamkan di lahan belakang rumahnya sesuai keinginan orang tuanya," ungkapnya.

‎Dibyo menyebut SA merupakan anak tunggal. Orang tuanya sehari-hari bekerja sebagai petani dan tinggal di desa yang lokasinya terpencil.

"Jarak antar rumah warga cukup jauh, sekitar 50 meter. Jadi tetangga juga tidak mengetahui tahu kalau SA sudah meninggal,"‎ ujarnya.

Kontributor : F Firdaus

Load More