Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 05 April 2022 | 17:21 WIB
Mayarakat di Kabupaten Sragen mendadak gempar dengan kasus perobohan masjid yang terjadi di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirtyo, Kecamatan Sumberlawang. [ist]

SuaraJawaTengah.id - Kasus perobohan masjid di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirtyo, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen menjadi perbincangan masyarakat.

Diketahui, perobohan masjid itu dilakukan setelah warga mendapatkan iming-iming dari seseorang asal Jakarta yang akan membangun ulang dengan biaya Rp1,3 miliar.

Namun belakangan diketahui pembangunan itu tak kunjung terealisasi. Bahkan dua sosok misterius yang mendatangi warga hanya memberikan uang Rp10 juta.

Kepala Desa (Kades) Ngargotirto, Sumadi membenarkan, bahwa perantara memang warga desa setempat. Namun dari donatur orang luar desa dan tidak ada yang kenal.

Baca Juga: Bukan Hanya Sekedar Membangunkan Lewat Toa, Masjid Jogokaryan Juga Berikan Subsidi Sahur untuk Jamaah

Dia menjelaskan dari kabar yang didapat, donatur tersebut masih mau menjual tanah di Jakarta.

”Ceritanya masih menunggu jual tanah di Jakarta. Tapi sekarang belum laku,” ujar Kades Sumadi, Selasa (5/4/2022).

Lantas untuk kegiatan ibadah di bulan Ramadan ini, warga terpaksa menggunakan rumah warga untuk melaksanakan kegiatan keagamaan.

”Untuk sementara kegiatan seperti salat tarawih menggunakan rumah warga,” jelasnya.

Ketua pembangunan masjid, Agus Pudiyono menceritakan, awalnya warga sekitar hanya ingin merenovasi masjid agar lebih representatif.

Baca Juga: Sejarah Masjid Agung Jatisobo, Tertua di Sukoharjo yang Dibangun Masa PB IV untuk Penyebaran Agama Islam

Mengingat ada beberapa kerusakan yang harus segera diperbaiki agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari..

Baca Juga:Bukan Hanya Sekedar Membangunkan Lewat Toa, Masjid Jogokaryan Juga Berikan Subsidi Sahur untuk Jamaah

”Pada saat kami punya ide renovasi, ada ada orang yang mengaku-aku dekat seorang dermawan dari Jakarta, menjanjikan pembangunan masjid seutuhnya,” ujar Agus.

Agus memaparkan, dua orang itu kemudian menyarankan agar masjid kampung itu dirobohkan untuk diganti dengan bangunan baru.

Tak hanya itu, dua sosok misterius itu jua menyebut biaya pembangunan masjid sepenuhnya akan ditanggung.

”Kepada takmir maupun warga diyakinkan bahwa akan dibangunkan masjid baru di tempat tersebut. Dana yang dibutuhkan warga untuk pembangunan masjid tersebut akan ditanggung,” tuturnya.

Karena warga percaya, akhirnya masjid dirobohkan. Warga semakin yakin ketika perantara mendesak untuk segera dibuatkan rencana anggaran biaya (RAB) dan desain masjid yang dikehendaki warga. Akhirnya dibuat RAB mencapai Rp1,3 miliar.

Setelah Masjid dirobohkan, warga bertanya soal janji dana dari sang dermawan. Tetapi tidak ada jawaban dari orang tersebut dan hanya bisa memberikan uang Rp10 juta. Warga terpukul karena dana yang dijanjikan itu tidak bisa diserahkan, sementara masjid sudah terlanjur dirobohkan.

”Saat warga dalam kondisi kebingungan, saya ditunjuk sebagai ketua pembangunan kembali masjid kampung. Saya sendiri juga bingung, bagaimana bisa membangun lagi masjid tanpa ada dana memadai,” ungkapnya.

Load More