Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 27 Mei 2022 | 20:43 WIB
Proses penyelidikan jejak kaki satwa yang diduga harimau oleh BKSDA Jawa Tengah di Punggelan. [Dok BKSDA Jateng]

SuaraJawaTengah.id - Beberapa waktu berlakangan, heboh kabar adanya penampakan Harimau di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSA) Jawa Tengah membantah kabar tersebut setelah dilakukan identifikasi. 

Sebelumnya, media sosial digegerkan dengan isu penampakan Harimau yang muncul di Desa Sawangan, Kecamatan Punggelan, Sabtu (21/5/2022).

Informasi tersebut mencuat dari salah satu masyarakat yang menyebut jika dirinya telah melihat satwa yang diduga Harimau melintas.

Baca Juga: Kaki Kanan Petani di Aceh Terluka Diserang Harimau Saat Melarikan Diri dengan Cara Memanjat Pohon

Menindaklanjuti hal tersebut, Tim BKSDA Jawa Tengah melakukan peninjauan lokasi kemunculan satwa diduga harimau dan pengambilan keterangan kepada orang yang melaporkan kejadian.

Dari keterangan pelapor, Asep Suwinto alamat Desa Kecepit, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara melaporkan bahwa ayah Asep Suwinto yang bernama Ruswanto umur 65 tahun alamat Desa Sawangan, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara pada saat mencari rumput untuk pakan kambing melihat kemunculan empat ekor satwa yang terdiri dari 1 ekor indukan dan 3 ekor anakan yang penampakannya seperti harimau.

"Berdasarkan dari pernyataan nya, kejadian perjumpaan sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 18 Mei 2022 sekitar pukul 12.30 WIB dan tanggal 20 Mei 2022 sekitar pukul 16.00 WIB di lahan perkebunan masyarakat, oleh masyarakat sekitar tempat tersebut biasa disebut hutan pangawaren," kata Damanto, Kepala BKSA Jawa Tengah, Jumat (27/5/2022).

Sementara Kepala Desa Sawangan, April menyampaikan informasi salah satu warga lainnya yang mengaku melihat kemunculan satwa diduga harimau.

Dalam rangka membantu identifikasi satwa, tim menunjukkan foto-foto jenis satwa harimau yang ada di Indonesia kepada masyarakat yang mengaku telah melihat harimau yaitu Ruswanto dan Khanan.

Baca Juga: Dibungkus Vietnam 1-0, Harimau Malaya Tantang Garuda Muda di Partai Perebutan Perunggu Sepakbola SEA Games 2021

"Foto satwa yang ditunjukkan ada harimau loreng atau harimau sumatera, macan tutul, macan kumbang dan kucing hutan. Ruswanto menunjuk foto satwa jenis macan tutul. Sedangkan saudara Khanan menunjuk bahwa satwa yang sekilas dilihat identik dengan foto satwa jenis harimau loreng," tuturnya.

Untuk mendukung pengumpulan data dan informasi, Tim melakukan pemeriksaan di lokasi perjumpaan satwa dan melakukan penelusuran di sekitar lokasi kejadian.

Tidak jauh dari lokasi kejadian tepatnya di pematang sawah, Tim menemukan beberapa jejak satwa yang identik dengan jejak satwa jenis karnifora.

"Jejak yang ditemukan berukuran 5 sampai dengan 7 centimeter dan 3 centimeter. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel jejak. Selain jejak kaki tim tidak menemukan jejak lain seperti feses, bekas cakaran dan bulu," terangnya.

Berdasarkan hasil diskusi BKSDA dengan Direktur Peduli Karnivor Jawa (PKJ) terkait bukti-bukti yang diperoleh dari lapangan, pihaknya menyimpulkan bahwa jejak tapak kaki yang diperoleh hasil verifikasi lapangan tidak sama dengan jejak tapak kaki jenis keluarga kucing (harimau maupun macan tutul) berbeda dengan jejak tapak kaki karnivora lainnya.

"Untuk satwa jenis harimau, macan dan hewan kucing maka jejak tapak kaki yang ditinggalkan tidak memunculkan bentuk kuku karena pada saat berjalan kuku tersimpan masuk ke dalam kantong kuku yang ada pada kaki harimau, macan ataupun kucing. Sedangkan satwa karnivora lainnya seperti anjing hutan, ajag dan keluarga anjing lainnya, kuku tidak dapat tersimpan kedalam sehingga apabila ada rekam jejak, kuku tetap muncul," jelasnya.

Sedangkan hasil cetakan jejak tapak kaki yang dijumpai di lokasi terlihat adanya rekam jejak kuku. Sehingga, jejak kaki yang ditemukan bukanlah jejak kaki harimau, macan ataupun kucing, melainkan hewan seperti anjing, ajag dan sejenisnya.

Kontributor : Citra Ningsih

Load More