Budi Arista Romadhoni
Kamis, 03 November 2022 | 14:41 WIB
Tinggalkan Keluarga Selama 8 Bulan, Kisah Perjuangan Kru Kapal Gas Attaka Kirimkan Energi untuk Masyarakat Jawa Tengah
Kapal Gas Attaka milik Pertamina saat berlayar dari Tanjung Sekong ke Semarang. [Suara.com/Budi Arista Romadhoni]

SuaraJawaTengah.id - Distribusi gas tak pernah berhenti dilakukan oleh PT Pertamina. Meskipun perjuangan tersebut tak mudah, mencukupi kebutuhan energi untuk masyarakat adalah hal utama.

Kapal Gas Attaka memiliki peran penting dalam mendistribusikan energi jenis gas yang dibutuhkan oleh pelaku bisnis dan rumah tangga.

Perjalanan tanpa henti pun dilakukan oleh Kapal yang bisa mengangkut 1.700 metrik ton gas. Hal itu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di Jawa Tengah.

Kapal Gas Attaka melakukan pelayaran dari Tanjung Sekong ke semarang. Dalam sebulan, kru kapal bisa mengirimkan energi yang dibutuhkan oleh masyarakat sebanyak empat kali.

Namun yang menjadi perhatian adalah kehidupan kru kapal Gas Attaka. Mereka harus bertahan di atas laut selama 8 bulan.

Suara.com mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung bagaimana kehidupan kru kapal Gas Attaka.

Disiplin dan penuh hati-hati, itulah yang dirasakan saat menaiki kapal milik PT Pertamina tersebut.

Saat menaiki kapal, saya pun bertemu dengan Chief Officer kapal gas attaka Imanuel Pandiangan. Ia menjelaskan aturan yang harus dipatuhi saat menaiki kapal tersebut.

Ia pun menunjukan kehidupan di atas kapal yang harus dijalani oleh 23 kru termasuk Nahkoda selama 8 bulan.

Baca Juga: Kompak Turun, Berikut Daftar Harga BBM Pertamina dan Shell Terkini

"Kita disatukan di atas kapal. Selama 8 bulan kami tidak melihat daratan, alat cukur saja disediakan, jadi bisa cukur-cukaran bareng, dan happy ending," ujarnya saat tiba di Pesisir Semarang, Jumat (8/10/2022).

Chief Officer kapal gas attaka Imanuel Pandiangan saat berlayar dari Tanjung Sekong ke Semarang. [Suara.com/Budi Arista Romadhoni]

Imanuel menyebut, kru Kapal Gas Attaka ini terdiri 23 orang. Ada dari nahkoda, ahli mesin, hingga chef yang menyediakan makanan setiap harinya.

"Setiap bulannya kita disediakan untuk belanja makanan secara higenis, dan dipilihkan kantor yang terbaik dan akan dikirimkan ke pelanbuhan terdekat," ucapnya.

Selain itu ia menyebutkan, sistem kerja yang diterapkan pun dibagi menjadi tiga jam jaga. Hal itu untuk menjaga kapal penggangkut gas tersebut aman dari insiden di tengah laut.

"Untuk pekerjaan dibagi tiga jam jaga. mualim 1 4-8 pagi dan 4-8 sore, kita juga ditemani juru mudi. untuk menjaga performa kapal. Lalu mualim 3 8-12 pagi dan malam, selanjutnya mualim 2 sampai jam 4. Dari situ kita laporkan ke kapten, dan dilaporkan ke kantor," ucapnya.

Yang menjadi pertanyaan, lalu bagaimana para kru kapal Gas Attaka menghubungi keluarganya?

Load More