"Relief Candi Lumbung maknanya ke ilmu pengetahuan. Ada relief ghana, burung yang melambangkan Kinara-Kinari atau dewa dan dewi di kahayangan. Juga daun sulur yang menggambarkan orang mencari ilmu tidak ada batasnya."
Sisa-sisa Peradaban Maju
Tidak berlebihan menyimpulkan kawasan Desa Sengi pernah ditinggali oleh masyarakat berperadaban maju. Kepala Dusun Candipos, Wawan Herman Sulistyo, bahkan menyebut wilayah ini pernah menjadi pusat kerajaan Kalisingan.
Pendapat Wawan salah satunya didasarkan pada penamaan sungai Tringsing yang mengalir tak jauh dari Candi Lumbung. Diperkirakan letusan Merapi tahun 1080 mengubur kerajaan Kalisingan.
Bukti lain bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman adalah ditemukannya banyak batuan candi. Batu-batu itu biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat warga menggali tanah.
"Dulu ada peradaban disini. Itu juga kenapa ada 3 candi. Sebenarnya kalau digali lagi, lebih banyak candi di kawasan ini. Banyak yang tanahnya sudah jadi permukiman penduduk. Sehingga ditempati rumah dan sebagainya."
Perlu diteliti lebih jauh apakah kerajaan Kalisingan yang dimaksud Wawan beririsan sejarah dengan wilayah Salingsingan yang disebut-sebut dalam Prasasti Salingsingan, Sri Manggala II, serta Kurambitan I dan Kurambitan II.
Semua prasasti menyebut tentang dharmma atau pemberian kehormatan kepada tokoh penting di Salingsingan. Kompleks Candi Sengi dibangun oleh penguasa Mataram Kuno, Maharaja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala sebagai dharmma kepada Bhatara di Salingsingan.
Maharaja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala adalah penguasa ke-8 Kerajaan Mataram Kuno yang berkuasa antara tahun 855 hingga 885 Masehi. Prasasti Salingsingan sendiri berangka tahun 880 Masehi.
Memulangkan Candi Lumbung ke Kompleks Candi Sengi juga berarti mengembalikan ruh candi sebagai pusat spiritualitas. Selama berada di Tlatar, Candi Lumbung dianggap kehilangan aura sakral.
Berita Terkait
-
Harga Tiket Masuk Candi Borobudur 2025, Lengkap dengan Cara Belinya Lewat Online!
-
3 Jalur Alternatif Mudik ke Magelang Tanpa Macet dari Semarang, Jogja dan Purwokerto
-
Koar-koar Efisiensi, Mendagri Tito Sebut Dana Retret Rp13 M Bentuk Investasi: Kalau Gak Efisien Kasihan Rakyat
-
Retret Magelang Dilaporkan ke KPK, Mendagri Tito soal PT Lembah Tidar: Kami Tak Peduli Siapa Pemiliknya, Terpenting...
-
Dilaporkan ke KPK, Mendagri Beberkan Alasan Pilih PT Lembah Tidar Jadi Vendor Retret Kepala Daerah
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Memori Jumbo Terbaru April 2025, Mulai Rp 2 Jutaan
-
AFC Sempat Ragu Posting Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia, Ini Penyebabnya
-
Bennix Ngakak, RI Tak Punya Duta Besar di AS karena Rosan Roeslani Pindah ke Danantara
-
Drawing Grup Piala Dunia U-17 2025: Timnas Indonesia U-17 Bertemu Brasil hingga Ghana?
-
Polresta Solo Apresiasi Masyarakat Manfaatkan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor
Terkini
-
Semen Gresik dan Pemkab Blora Teken Kerjasama Pengelolaan Sampah Kota Melalui Teknologi RDF
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025
-
One Way Lokal di Tol Salatiga-Kalikangkung Dihentikan: Puncak Arus Balik Lebaran 2025 Terlewati