SuaraJawaTengah.id - Perantau dari Madura ternyata nggak hanya menjajakan sate ayam maupun bubur kacang hijau. Mereka juga melebarkan sayap bisnis dengan membuka warung kelontong.
Beberapa waktu lalu warung kelontong Madura sempat hits di sosial media setelah diviralkan oleh Habib Jafar. Keunikkan warung ini diantaranya barang-barangnya tersusun rapih dan nggak pernah tutup sampai hari kiamat.
Menjelang sore hari, dari kejauhan saya melihat dua gadis berboncengan berhenti di depan warung kelontong Madura "Syifa 1". Nggak ada lima menit dua gadis itu menenteng sebuah kantong plastik hitam dan hendak kembali menaikki motor.
"Habis belanja apa mbak?," tanya saya.
Baca Juga: Dituduh Diving Saat Lawan Madura United, Taisei Marukawa Mencak-mencak: Please VAR In Indonesia!
"Cemilan ciki-cikian mas," balas seorang perempuan bernama Fitrah pada Suara.com, Selasa (21/11/2023).
Saya lantas melontarkan pertanyaan berikutnya mengapa mereka memilih berbelanja di warung kelontong Madura. Padahal sepanjang jalan Anjasmoro Raya Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat itu banyak minimarket modern seperti Alfamart maupun Indomaret.
"Saya senang jajanan yang digantung-gantung harga Rp1.000an. Di kelontong Madura kan belinya bisa eceran," imbuh perempuan berkaca mata.
Fitrah juga mengaku ada beberapa produk yang dijual di warung kelontong Madura harganya sedikit lebih murah dibanding Alfamart maupun Indomaret. Tapi dia enggan menyebut secara spesifik produk mana yang lebih murah tersebut.
"Udah dulu ya mas, ini lagi buru-buru," sahut Fitrah sembari menyalakkan motor matic lalu bergegas meninggalkan warung kelontong tersebut.
Baca Juga: Madura United FC Diliburkan Usai Tragedi Kanjuruhan yang Menewaskan 131 Orang
Selepas itu, saya kemudian masuk untuk mengulik sejarah terkait kiprah warung kelontong Madura di berbagai daerah termasuk Kota Semarang. Sayangnya, penjaga warung yang baru sebulan bekerja di warung kelontong Madura Syifa 1 tidak tau banyak.
Perempuan yang masih berusia belasan tahun ini menuturkan pemilik warung tersebut kebetulan sedang pulang kampung ke Madura. Dia juga baru pertama kali menjadi penjaga warung tersebut.
"Saya tidak tau apa-apa mas, hanya disuruh jaga aja. Bapaknya (pemilik warung) lagi pulang kampung," kata penjaga warung tersebut.
Tak Takut Bersaing
Di sepanjang jalan Asjasmoro Raya itu memang ada dua warung kelontong Madura. Namun kedua warung itu tidak banyak memberikan saya informasi. Saya lalu memacu kendaraan roda dua menuju Jalan Tentara Pelajar.
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan disana ada warung madura lainnya. Sesampainya di lokasi, sekilas warung itu nggak memakai embel-embel nama "Madura". Warung ini hanya bertuliskan Toko Sembako Mulya Aji Jaya.
Tapi warung ini sebenarnya mudah ditebak kalau pemiliknya orang Madura. Penataan barang-barang dirak yang rapih sekaligus ada tulisan buka 24 jam mempertegas kalau pemilik warung tersebut adalah orang Madura.
Meski tidak tau sejak kapan orang-orang Madura mendirikan warung kelontong. Sahid mengaku sudah bertahun-tahun menjadi penjaga warung kelontong Madura.
"Tujuh tahun lalu yang masih ikut bapak yang punya warung Madura di Jakarta. Kalau di Semarang ini baru beberapa bulan ikut saudara," kata seorang penjaga warung Sahid.
Selain buka 24 jam dan penataan yang rapih. Perbedaan warung kelontong Madura sama warung sembako milik warga lokal adanya pom bensin mini.
Walaupun di samping kanan-kirinya dikepung dan berdekatan dengan Indomaret maupun Alfamart. Sahid sama sekali tidak merasa cemas tidak ada pembeli.
"Malam sama pagi kita ramai. Misal jam 2 malam masih ada orang yang beli rokok dan bensin. Paginya kalau ibu-ibu habis belanja ke pasar, kurangnya beli disini," papar lelaki 23 tahun tersebut.
Sahid menjelaskan kebanyakkan yang menjadi penjaga warung kelontong Madura masih punya ikatan keluarga dengan pemilik. Hal itu karena orang-orang Madura belum terlalu percaya kalau warungnya dijaga oleh orang lain.
Disinggung terkait laba bersih, warung milik saudaranya ini rata-rata dalam sebulan bisa dapat Rp4 jutaan. Sedangkan warung milik ayahnya di Jakarta bisa meraup untung diatas Rp5 jutaan.
"Yang bikin warung kelontong ini bertahan karena orang Madura rajin-rajin buka 24 jam. Toko sembako lain mana ada, minimarket juga hanya sedikit yang berani buka 24 jam," pungkasnya.
Kontributor : Ikhsan
Berita Terkait
-
Kejutan STY! Wonderkid MU Bela Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Apa Kelebihannya?
-
Sampang Mencekam: Konflik Pilkada Renggut Nyawa Pendukung Calon Bupati
-
Polisi Ungkap Motif Carok Maut di Sampang Madura, Berawal dari Ribut Dua Kubu Kiai
-
Hasil BRI Liga 1: Arema Sikat MU dalam Drama 6 Gol, Malut Hancurkan Persis Solo 3-0
-
Serba-serbi Carok, Prinsip dan Catatan Peristiwa yang Menyertainya
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
-
Ingat! Penurunan Harga Tiket Pesawat Domestik 10 Persen Hanya Berlaku Hingga 3 Januari
-
Uji Tabrak Gagal Raih Bintang, Standar Keamanan Citroen C3 Aircross Mengkhawatirkan
-
Erick Thohir Sebut Aturan Kredit Pembiayaan Rumah Ribet, Target Prabowo Dibawa-bawa
Terkini
-
Semarang Diprakirakan Hujan Ringan, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada
-
Ahmad Luthfi-Taj Yasin Unggul di Hitung Cepat, Sudaryono Puji Pasukan Samurai dan Jangkrik, Apa Itu?
-
Andika-Hendi Menang Telak di TPS Sendiri, Unggul Jauh dari Luthfi-Yasin!
-
Penembakan Siswa SMKN 4 Semarang: Oknum Polisi Ditahan, Proses Hukum Dijamin Berjalan Transparan
-
Pilgub Jateng 2024: Ahmad Luthfi-Taj Yasin Menang 100 Persen di TPS Ini