Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 28 November 2023 | 08:38 WIB
Ilustrasi Kota Lama Semarang. Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel alias Gereja Blenduk jadi ikon kawasan tersebut. (PegiPegi)

SuaraJawaTengah.id - Di kawasan Kota Lama Semarang tak dipungkiri terdapat beberapa bangunan yang sangat ikonik. Salah satunya Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel alias Gereja Blenduk.

Gereja yang terletak di Jalan Letjen Suprapto Nomor 32, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara ini sampai sekarang masih aktif digunakan sebagai tempat peribadatan.

Bangunan Gereja Blenduk yang memiliki atap kubah berwarna merah ini termasuk cagar budaya nasional bersama bangunan-bangunan tua lainnya yang terdapat di Kota Lama.

Karena bentuk arsitekturnya banyak mengadopsi gaya Eropa. Tak sedikit para wisatawan yang berkunjung ke Kota Lama mengabadikan foto dengan latar belakang Gereja Blenduk.

Baca Juga: Antisipasi DBD, Dinkes Targetkan 2024 Program Penyebaran Nyamuk Wolbachia Sasar Seluruh Wilayah Kota Semarang

Sejarah Berdirinya Gereja Blenduk

Umur Gereja Blenduk ini sudah mencapai ratusan tahun. Bangunan peninggalan Portugis tersebut didirikan pertama kali pada tahun 1742 oleh seorang pendeta bernama Johannes Wilhelmus Swemmelaar.

Berdasarkan buku 'Meretas Semarang Tempoe Doeloe', bentuk bangunan Gereja Blenduk di masa awal pembangunan berbentuk seperti rumah panggung. Atapnya joglo kental dengan arsitektur khas Jawa.

Kemudian pada tahun 1787, Gereja Blenduk dirombak total. Strukturnya berubah untuk mengikuti arsitektur khas Eropa.

Beberapa tahun kemudian HPA de Wilde dan W Westman merenovasi lagi bentuk bangunan Gereja Blenduk seperti sekarang pada tahun 1894 dengan dua menara dan atap berbentuk kubah.

Baca Juga: Wow! Pernah Jadi Kontroversi, Program Memasak Nasi Goreng Mbak Ita Kini Malah Dipuji ICA Jateng

Bangunan berbentuk segi empat itu terdapat empat pintu pada setiap penjurunya. Kusen dan pintu salah satu benda asli sejak dulu masih tetap dipelihara dengan baik sampai sekarang.

Sedangkan di dalam Gereja Blenduk terdapat sebuah balkon. Dulu digunakan sebagai tempat paduan suara. Tetapi, sekarang hanya diperuntukkan untuk menyimpan organ kuno yang sudah tidak berfungsi buatan P Futrwanler dan Hannover.

Di atas menara, tampak sebuah lonceng kuno buatan JW Steegler pada tahun 1703. Selain lonceng, terdapat pula jam kuno di dalam ruangan Gereja Blenduk yang masih terawat dengan baik.

Demikian gambaran singkat tentang potret atau sejarah Gereja Blenduk di masa lalu yang kini jadi salah satu bangunan ikonik di Kawasan Kota Lama Semarang.

Kontributor : Ikhsan

Load More