Scroll untuk membaca artikel
Bella
Kamis, 04 Januari 2024 | 17:09 WIB
Capres Ganjar Pranowo saat kunjunga ke Blora pada Kamis (4/1/2024). [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengaku siap melawan kekerasan dan intimidasi yang mengarah ke relawan Ganjar-Mahfud. Ia meminta kepada relawan agar tidak takut ketika menghadapi intimidasi.

Apalagi menurut Ganjar, Ketua Umun PDIP Megawati Soekarmoputri telah berpesan untuk terus siaga dan melaporkan langsung tindak tersebut.

"Kalau Kalau ada tekanan laporkan, kalau ada kecurangan laporkan begitu agar mereka betul-betul siap lahir batin," kata Ganjar, mengutip Antara Kamis.

Calon nomor urut 2, Ganjar Pranowo saar di Blora pada Kamis (4/1/2024). [Istimewa]

Ganjar menyebut, ada laporan dari relawan yang mendapatkan telpon bernada tekanan untuk tidak menggencarkan kampanye. Ia pun meminta agar para relawan melakukan perlawanan.

Baca Juga: Komitmen Terhadap HAM, Akankah Kasus Widji Thukul Terpecahkan Jika Ganjar-Mahfud Terpilih?

"Terus kemudian agar tidak kenceng-kenceng gitu, ya. Kalau gitu bilang aja gitu, 'Anda siapa? Saya lawan,' gitu aja. Jadi jangan pernah takut," kata Ganjar.


Relawan Ganjar-Mahfud meninggal dunia

Beberapa waktu yang lalu, Ganjar mengucapkan bela sungkawa terhadap kematian seorang relawannya dari Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang meninggal karena dugaan tindak pidana kekerasan.

"Ya, saya turut berduka. Pada yang kemarin saya dikabarkan ada relawan yang meninggal dunia," kata Ganjar.

Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu mengatakan bahwa dirinya telah meminta Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud untuk menangani kasus relawan meninggal dunia.

Baca Juga: Soroti Keluhan Petani Soal Pupuk Subsidi Langka, Begini Solusi Ganjar Pranowo

"Maka kami minta tim pemenangan (TPN Ganjar-Mahfud) untuk segera urus, dan sekarang tim hukum sedang mendalami soal itu," katanya.

Terkait hal itu, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis melaporkan sebanyak satu orang relawan meninggal dunia dan empat orang mengalami luka berat akibat kekerasan dari oknum TNI, Sabtu (30/12).

"Kami mendapatkan laporan dari Klaten dan Boyolali (Jawa Tengah) ini laporan dengan brutalitas dan tindak kekerasan yang sangat-sangat tidak bisa diterima. Satu meninggal dunia dan empat orang mengalami luka-luka berat," kata Todung.


Ganjar menjenguk dua relawan yang menjadi korban penganiayaan

Ganjar Pranowo bersama istrinya, Siti Atikoh menjenguk dua relawan yang menjadi korban penganiayaan yang dirawat di RSUD Pandan Arang Boyolali pada Minggu (31/12).

"Saya datang ke sini sebagai bentuk pertanggungjawaban karena dia pendukung saya," kata Ganjar.

Menurut Ganjar, satu dari dua korban sudah bisa diajak bicara meskipun masih ada pemeriksaan dokter yang perlu dilakukan. Namun saat itu, dirinya belum sempat berbicara dengan seorang korban lainnya karena kondisi sang korban sedang tidur dan masih bengkak-bengkak.

"Satu sudah bisa diajak bicara. Masih ada pemeriksaan dokter. Ya membaik, bagus ya, tidak ada gegar otak, tulangnya bagus, tulang tengkoraknya bagus," kata Ganjar.

Dari salah satu korban, Ganjar kemudian mendapatkan cerita dari korban yang bisa diajak bicara mengenai kronologi penganiayaan.

"Tadi saya mendengarkan cerita dari dia. Jadi kejadiannya satu, dia lagi berhenti di lampu merah, tiba-tiba dipukul. Itu tidak ada cerita (lain). Jadi kalau ada penjelasan lainnya, rasa-rasanya saat ada pengadilan lebih baik biar penjelasannya semuanya sama," kata Ganjar.

Ganjar kemudian mengingatkan agar masyarakat tidak boleh main hakim sendiri dan bertindak semena-mena.

Load More