Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 15 Maret 2024 | 12:58 WIB
Potret warga Karangkidul Doni memamerkan ikan hasil tangkapan di genangan banjir. Jumat (15/3/24) [Suara.com/Ikhsan]

SuaraJawaTengah.id - Kelurahan Tambakrejo dan Kelurahan Kaligawe salah satu daerah yang sering jadi langganan banjir di Kota Semarang. Genangan airnya juga cukup tinggi rata-rata sekitar 50-70 centimeter.

Pantauan Suara.com di sepanjang jalan Kaligawe Raya, selain banyak masyarakat lihir-mudik mengamankan barang-barang berharga. Banyak juga anak-anak kecil hingga orang dewasa bermain air seperti sedang di waterboom.

Tak hanya itu, ada juga masyarakat yang memanfaatkan banjir di kawasan tersebut untuk mencari ikan.

Doni, warga Kelurahan Karangkidul sejak pukul 08.00 WIB pagi sudah berkeliling ke beberapa titik yang tergenang banjir untuk mencari ikan. Bahkan baru sekitar 2 jaman, dia sudah mendapat ikan sebanyak tiga kilo.

Baca Juga: Ngeri! Akibat Hujan Lebat di Semarang, Jalan di Atas Gorong-gorong Amblas hingga Kedalaman 12 Meter

"Ini dapat ikan nila semua, nangkap ikannya pakai alat beranjang," katanya saat ditemui Suara.com, Jumat (15/3/24).

Nantinya ikan-ikan tersebut untuk dikonsumsi pribadi. Lelaki yang berprofesi sebagai pedagang bakso membeberkan alasan mencari ikan ditengah bencana banjir untuk mencari hiburan.

"Buat hiburan aja, kalau banjir gini sebenarnya banyak nggak senangnya," jelasnya.

Meski genangan banjir di Kelurahan Tambakrejo mencari 70 centimeter. Tak  menyurutkan semangat Byan untuk menjajakan aneka gorengan.

Meski gerobak dagangannya setengah teredam. Lelaki berusia 40 tahun itu seolah tidak memperdulikan kondisi tersebut.

Baca Juga: Ini Penampakan Stasiun Tawang Semarang Saat Terendam Banjir, Aktivitas Perkeretaapian Lumpuh

Sehari sebelumnya Byan juga sudah mempersiapkan bahan baku untuk jualan. Namun karena debit air yang cukup tinggi menggagalkan niatnya untuk berjualan.

"Iya mau gimana lagi, bentar lagi lebaran. Banyak kebutuhan untuk anak-istri, zakat fitrah dan lain-lainnya," ucap Byan.

Lelaki asal Cirebon mengaku sudah berjualan di wilayah Tambakrejo selama 15 tahun. Di bulan ramadan ini jualannya selalu habis sebelum magrib.

Adanya bencana banjir ini menyulitkan dia mencari bahan baku. Bahkan dua hari terakhir harga tempe tiba-tiba melambung tinggi di pasaran.

"Harga tempe itu biasanya Rp5 ribu. Ini kok naik jadi Rp8 ribu," ujarnya.

Jualan ditengah banjir seperti ini ternyata bukan kali pertama. Alasan Byan tetap nekat berjualan ditengah banjir tak lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Kontributor : Ikhsan

Load More