Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 28 April 2024 | 19:36 WIB
Subiantoro membersihkan altar doa Gua Maria Grabag. (Suara.com/ Angga Haksoro).

Cerita Gua Maria sebagai tempat yang mustajab untuk memanjatkan doa, umumnya tersebar dari mulut ke mulut. Mereka yang datang untuk berdoa, salah satunya perempuan muslim asal Ciamis yang sekarang tinggal di Ungaran.

Kepada Subiantoro, perempuan itu bercerita setiap menikah 7 tahun dicerai suami. Sudah 3 kali menikah, semuanya kandas.  

“Dia cerita ‘saya nyaman pak berdoa di sini’. Pertama kali datang, mau ke kamar mandi. Di situ dia jatuh tapi kok tidak sampai ke lantai. Ada tangan besar yang menopang.”

Pertanda dikabulkannya doa bisa macam-macam. Bisa berupa penampakan cahaya di sekitar Gua Maria, atau kehadiran sosok tua yang entah darimana tiba-tiba datang menyalakan lilin di altar.  

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Magelang dan Sekitarnya Jumat 15 Maret 2024, Disertai Bacaan Niat Puasa Ramadan

“Pernah ada pengusaha barang antik dari Secang. Tokonya ‘diganggu’. Kesini terus didoakan, usahanya lancar lagi. Itu kan ada orang-orang yang sirik kalau usahanya berhasil.”

Yulius Hartono (75 tahun) salah seorang pengurus Kapel Santo Yusup merasakan, semua hajat yang berkaitan dengan pelayanan umat seperti dimudahkan.

Dia merasakan betul bagaimana keinginan jemaat untuk meluaskan areal Gua Maria, tidak mendapatkan halangan yang berat.

“Setelah kita berdoa, seperti ada yang mengarahkan. Kita punya angan-angan ternyata terjadi. Soal kekurangan dana, ternyata ada orang ngasih dana. Segalanya dimudahkan.”       

Bulan Mei dan Oktober biasanya Gua Maria Grabag banyak dikunjungi peziarah. Bagi umat Katolik, bulan Mei bertepatan dengan bulan Maria, dan Oktober bulan Rosario. 

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Magelang dan Sekitarnya Kamis 14 Maret 2024, Disertai Bacaan Niat Puasa Ramadan

Pengurus Kapel Santo Yusup terbuka bagi siapapun yang bermaksud berdoa di Gua Maria selama tujuannya baik. 

Load More