Selama seminggu menjalani pemulihan di Pertapaan Hyang Agung, kondisi Lingsir dan kedua saudaranya dipantau setiap pagi.
“Setiap pagi kami periksa masih hidup atau nggak. Proses kami ‘beresinya’ kan malam. Hari kedua sampai seminggu tanpa ‘pemagaran’ dan yang aneh-aneh, ternyata Lingsir dan adiknya selamat sampai sekarang.”
Metode pemulihan yang digunakan Pertapaan Hyang Agung adalah mengajarkan mengenal Yang Maha Kuasa melalui penerimaan kenyataan.
“Hidupmu itu lho. Jangan ke khayalan lagi. Impian, cita-cita, harapan. Itu semua khayal. Butuh kekuatan untuk menerima kenyataan. Nah itu bisa didapatkan di sini (pertapaan).”
Tunduk Kehendak Yang Kuasa
Di pelataran lahan yang luas. Tepat di ujung kelokan Kali Sileng, Candirejo, Borobudur, dr Wulandari Indri Hapsari menemui SuaraJawaTengah.id.
Pertapaan Hyang Agung saat ini mengasuh banyak siswa pertapa dari Kalimantan, Sumatera, hingga Jerman. “Kondisi sekarang banyak orang tidak mudah menerima kenyataan. Bahkan lari dari kenyataan.”
Menurut Wulan tujuan utama mendirikan Pertapaan Hyang Agung adalah menyadarkan manusia agar percaya pada pengaturan Yang Maha Kuasa.
Penyangkalan dari menerima kenyataan (menolak kehendak Maha Kuasa), menyebabkan manusia dilanda kebingungan. Stres. Kalut. Jengkel. Kecewa.
Baca Juga: Magelang Bergemuruh! Ada Nobar Timnas Indonesia U-23 vs Uzbekistan Serentak di 17 Kelurahan
“Kita ini manusia dan (harus) percaya pada pengaturan Yang Maha Kuasa. Kenyataan ya ditompo. Nepak jagad bahasanya. Mau jalan dalam kenyataan.”
Kasus bunuh diri, terjerat narkotika, dan masalah mental lainnya muncul karena manusia menolak menerima kehendak Sang Kuasa. Pertapaan Hyang Agung mengajarkan para muridnya menerima kenyataan melalui metode tapa.
Syarat utama menjadi murid Pertapaan Hyang Agung adalah kemauan untuk menundukan 4 daya angan: Pikiran, cipta atau logika, rasa, serta karsa atau keinginan.
Keempat daya angan itu harus tunduk pada kehendak Hyang Kuasa. Sehingga yang ada hanya kesadaran yang searah dan selaras dengan kuasa Hyang Agung.
Untuk melayani siswa yang tinggal jauh, dr Wulan dan beberapa staf pengajar membimbing kelas tapa secara online. Setiap Rabu dan Jumat mereka menggelar tapa bersama di tempat masing-masing.
Pembabaran Tapa
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota