Belum ada keterangan pasti apakah keahlian warga mengolah besi menjadi aneka peralatan pertanian dan senjata tajam, diturunkan oleh Begawan Mijil Ulupi.
SuaraJawaTengah.id sempat menelusuri lokasi makam Begawan Mijil Ulupi yang -kabarnya- berada di puncak bukit Mijil. Beberapa peziarah yang kami temui, mengaku tidak tahu letak makam sang begawan.
Kami hanya menemukan sejumlah makam tua. Beberapa diantaranya berupa tumpukan batu tanpa nisan yang membujur disela kuburan warga.
Pandai Besi Turun Temurun
Tanpa kepastian sejarah asal usul keahlian pandai besi di Desa Rejosari, warga meyakini bahwa Sanggarahan sempat memasok senjata untuk para prajurit Pangeran Diponegoro. Keahlian itu yang kemudian menurun hingga sekarang.
“Turun temurun kok ya. Dari bapak saya, orang tua saya. Bapak saya dulu juga perajin pandai besi. Sekitar tahun 80-an,” kata Sumardi.
Sekitar tahun 1991, Sumardi yang tidak melanjutkan sekolah, memutuskan untuk terjun serius menjadi pandai besi. Semasa muda, Sumardi banyak mengikuti pelatihan untuk perajin besi yang diadakan pemerintah.
“Jaman saya masih muda sering study tour kemana-mana. Dari kabupaten kan sering ada latihan. Jaman Pak Harto (Presiden Soeharto).”
Tahun 2006 Sumardi pernah menjuarai lomba kerajinan membuat pisau tingkat nasional. Dia kebanjiran pesanan, hingga kewalahan dan tidak bisa memproduksi lagi.
Baca Juga: Golongan yang Mampu dan Tidak Mampu Berkurban Saat Hari Raya Idul Adha
Sumardi mengaku bisa membuat berbagai jenis senjata tajam. Dari mulai belati biasa, katana, rencong, hingga pedang jenis scimitar atau pedang Arab.
Meminta izin sebentar masuk ke dalam rumah, Sumardi keluar menenteng bilah pedang penuh ukiran huruf arab. Pedang jenis scimitar dengan bilah melengkung ini dulu umumnya dipakai orang Arab badui untuk berperang.
“Ada yang pesan. Orang senang koleksi kok ya. Kemarin pesanan orang Semarang. Saya jual Rp2 juta. Bahannya besi L6. Tahan patah. Lentur, dan ketajamannya juga punya. Tapi kalau untuk pisau sembelih, kurang bagus.”
Besi L6 biasa dipakai untuk bahan membuat suku cadang mesin. Kebanyakan digunakan sebagai bahan laker untuk kendaraan bermotor atau mata gergaji kayu jenis circular saw.
Sumardi juga sering menerima pesanan membuat katana dari dojo samurai. Biasanya mereka datang langsung memesan ke bengkel.
“Perguruan samurai kalau pesan yang bilahnya nggak tajam tapi tumpul. Dipakai untuk latihan. Yang mereka butuhkan beratnya standar.”
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota