SuaraJawaTengah.id - Beberapa daerah masih diguyur hujan pada awal bulan Juli 2024 ini. Padahal, sudah memasuki musim kemarau.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan, sehingga masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.
"Berdasarkan informasi dinamika atmosfer tanggal 4 Juli 2024, hingga saat ini masih ada dua faktor yang berpotensi memicu terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Jateng selatan," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo dikutip dari ANTARA pada Jumat (5/7/2024).
Ia mengatakan dua faktor tersebut meliputi Madden Julian Oscillation (MJO) yang berada di Fase 3 atau Indian Ocean, sehingga berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Baca Juga: Pastikan Investasi di Jateng Aman, Pj Gubernur: Iklim Usaha Nyaman, Tenaga Kerja Siap Pakai
Selain MJO, kata dia, keberadaan gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial di sebagian besar Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian utara dan selatan, Sulawesi bagian selatan, serta Maluku turut berpotensi memicu terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Jateng bagian selatan.
Lebih lanjut, dia mengatakan secara umum saat sekarang telah memasuki musim kemarau, namun hal itu bukan berarti selama musim kemarau tidak ada hujan.
Dalam kondisi normal, kata dia, hujan tetap berpotensi terjadi selama musim kemarau meskipun dengan intensitas ringan.
"Akan tetapi, dengan kondisi dinamika atmosfer berupa MJO dan gelombang Rossby Ekuatorial, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga beberapa hari ke depan," katanya.
Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, dan angin kencang seiring dengan adanya potensi cuaca ekstrem pada musim kemarau.
Baca Juga: Lebih Baik Usung Kader Sendiri, Pengamat Nilai PDI Perjuangan Tak Perlu Kaesang di Pilgub Jateng
Berita Terkait
-
Kemeriahan Festival Durian Jatinom 2025 di Klaten
-
Alat Pendeteksi Gempa dan Tsunami di Sidrap Dicuri, BMKG: Sudah 4 Kali!
-
Soroti Masalah Kesehatan Mental, Ganjar Luncurkan Program Teman Cerita
-
Efisiensi Anggaran Prabowo, BMKG Jamin Alat Pemantau Gempa Bumi dan Tsunami Tak Terdampak
-
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, BMKG: Masyarakat Diminta Waspada
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Tanpa Anggaran Daerah, Retret Kepala Daerah di Akmil Magelang Ditanggung APBN
-
BRI Semarang dan PSMTI Jateng Gelar Aksi Donor Darah
-
Waspadai Leptospirosis di Musim Hujan: Gejala dan Tips Pencegahan
-
SDN Klepu 03 Cetak Sejarah, Pertahankan Gelar Juara di MilkLife Soccer Challenge Semarang 2025
-
PSIS vs PSM: Mahesa Jenar Siap Bangkit di Jatidiri, Akhiri Tren Negatif!