SuaraJawaTengah.id - Energi nuklir mulai dilirik Indonesia. Bahkan riset penggunaan energi tersebut digadang-gadang bakal digunakan untuk pengembangan pembangkit listrik.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Universitas Diponegoro Semarang menggagas riset mengenai potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.
"Belum ada wacana pembangunan (PLTN), tapi ini sebuah diskursus baru yang selayaknya masyarakat Indonesia mulai 'aware' bahwa kita perlu teknologi untuk bertahan," kata Anggota Dewan Pengarah BRIN Tri Mumpuni dikutip dari ANTARA di Semarang, Minggu (29/7/2024).
Dia mengatakan hal tersebut saat bertemu dengan peneliti Centre for Plasma Research di Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Undip.
Baca Juga: Viral! Gaya Hidup Mewah Mahasiswa Undip Penerima KIPK, Ada yang Ketahuan Punya Uang Rp100 Juta
Pada 2060, kata dia, Indonesia berkomitmen untuk mencapai target "net zero emission" atau emisi nol bersih.
"Itu artinya kita perlu teknologi bersih. Apa yang mau dipakai kalau total semua jumlah 'renewable' (energi terbarukan) tidak mampu mencukupi kebutuhan kita di 2060?" katanya.
Menurut dia, permasalahan tersebut perlu disikapi secara realistis dan sudah selayaknya nuklir menjadi sesuatu yang dibicarakan sebagai solusi.
"Dulu kan (nuklir) dianggap tabu, saya termasuk menentang (rencana pembangunan PLTN Muria) tahun 1991. Karena saya melihat belum ada teknologi yang seaman teknologi sekarang," katanya.
Namun, Tri mengatakan bahwa saat ini sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia sudah banyak dan mumpuni di bidang nuklir dibandingkan dengan puluhan tahun lalu.
Baca Juga: BEM FH Undip Ikut Serahkan Amicus Curiae ke MK, Seberapa Genting Kondisi Demokrasi Indonesia?
"Dari jumlah SDM, kita jauh lebih siap daripada dulu, 33 tahun lalu mungkin tidak sebanyak ini SDM yang kita punya. Sekarang sudah banyak yang sekolah di luar (luar negeri), punya ilmunya. Sayang sekali kalau ilmunya tidak dimanfaatkan," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, SDM mumpuni di bidang nuklir yang dimiliki perlu dikumpulkan untuk mendiskusikan potensi pengembangan pemanfaatan energi nuklir di Indonesia.
"Sayang sekali kalau selama ini kalau ada teknologi hebat kita hanya jadi penonton. Ujung-ujungnya jadi pasar dan kita sendiri tidak punya kapasitas," kata Tri.
Ketua Centre for Plasma Research FSM Undip Muhammad Nur mengatakan bahwa Undip perguruan tinggi yang paling terdepan dalam mempelajari teknologi plasma, termasuk Plasma Tokamak untuk reaktor fusi nuklir.
"Kalau fusi (nuklir) berat, Indonesia belum sampai, dunia saja belum. Tapi kalau fisi sangat mungkin. Apalagi ada berita baru tentang fisi mikro, 'very small' hanya (berkapasitas) 1-4 MegaWatt. Sangat kecil," katanya.
Yang perlu digarisbawahi, kata dia, teknologi nuklir yang dikembangkan sekarang adalah teknologi generasi keempat yang sangat berbeda dengan di Chernobyl (Rusia) maupun Fukushima (Jepang) yang merupakan generasi pertama.
Nur menegaskan komitmen Undip untuk mendukung riset tentang pengembangan PLTN, termasuk mengumpulkan rekan-rekan periset di tim lama saat rencana pembangunan PLTN Muria dulu.
"Generasi keempat itu saya tahu bahwa limbahnya usianya pendek, usia aktifnya, kemudian (ukurannya) kecil. Kalau biasanya 800 MW, sekarang 4 MW. 200 kali lebih kecilnya, kecil sekali, dan itu bisa ditempatkan di pulau-pulau yang jauh," katanya.
Berita Terkait
-
Tegang! Iran Tolak Tekanan Barat Soal Nuklir
-
Duh! Gara-gara Lebah Kecil, Bisa Gagalkan Proyek AI Raksasa dari Meta
-
Prabowo Bentuk Kemendiktisaintek, Nasib BRIN Menggantung
-
AS Jadi Penghambat Penyelesaian Damai Isu Nuklir Iran?
-
Elektabilitas Berbeda Jauh, Begini Cara Kerja Survei Pilkada Jakarta yang Bisa Beda Hasil
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
Terkini
-
Dukungan Jokowi dan Prabowo Tak Mampu Dongkrak Elektabilitas Luthfi-Yasin? Ini Hasil Survei SMRC
-
Semarang Diperkirakan Hujan Ringan, Warga Diminta Tetap Waspada
-
Pentingnya Sanitasi Dasar untuk Kesejahteraan Warga Jawa Tengah
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Purwokerto: Trik Manfaatkan AI Untuk Sumber Pendapatan Baru
-
Produktivitas Sumur Tua Melejit, BUMD Blora Hasilkan 410.000 Liter Minyak!