Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 03 Oktober 2024 | 13:16 WIB
Ilustrasi PHK Massal (Antara)

SuaraJawaTengah.id - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah melaporkan bahwa Kabupaten Boyolali menjadi wilayah dengan jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) tertinggi di Jawa Tengah pada periode Januari-Agustus 2024.

Dari total 8.231 pekerja yang terkena PHK di provinsi tersebut, Boyolali menyumbang 20,19 persen atau sekitar 1.166 pekerja.

Kepala Bidang Hubungan Industri Disnakertrans Jateng, Ratna Dewajati, menyampaikan bahwa sektor tekstil dan garmen menjadi penyumbang terbesar PHK di Boyolali, serta wilayah lain di Jawa Tengah.

"Sektor tekstil dan garmen berkontribusi 44,77 persen terhadap total kasus PHK, disusul oleh sektor manufaktur 25,71 persen," ungkapnya dikutip dari ANTARA pada Kamis (3/10/2024). 

Baca Juga: Pentingnya Pemetaan Penggunaan LPG 3 Kg untuk Sektor Pertanian di Jateng

Selain Boyolali, daerah lain yang juga mencatat angka PHK signifikan adalah Kabupaten Pekalongan dengan 1.268 pekerja (15,41 persen) dan Kota Semarang dengan 1.210 pekerja (14,71 persen).

Sektor-sektor ekonomi ini terdampak oleh berbagai faktor, termasuk kondisi geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina yang mengganggu rantai pasokan bahan baku.

Disnakertrans Jateng terus memantau perkembangan ini dan akan mengupayakan klarifikasi terhadap data PHK, mengingat adanya perbedaan angka dengan data yang dirilis oleh Kementerian Ketenagakerjaan, yang mencatat sekitar 14.767 kasus PHK di Jateng.

Load More