SuaraJawaTengah.id - Pendidikan gratis bukan hanya sekadar janji politik bagi Calon Wali Kota Semarang, A.S. Sukawijaya atau yang akrab disapa Yoyok Sukawi. Baginya, pendidikan gratis adalah hak yang harus diperjuangkan.
Yoyok bermimpi agar semua anak di Kota Semarang, baik yang bersekolah di negeri maupun swasta, dapat menikmati pendidikan tanpa biaya, sejalan dengan amanat undang-undang tentang wajib belajar 12 tahun.
“Konsep saya untuk Semarang adalah menjadi kota yang maju, metropolitan, dan layak huni. Untuk mencapai kesejahteraan, pendidikan harus gratis sesuai amanat undang-undang,” ujar Yoyok di Semarang pada Sabtu (29/10/2024).
Saat ini, pendidikan gratis di Kota Semarang hanya berlaku bagi sekolah negeri. Sementara sekolah swasta, masih baru sebagian yang gratis.
Baca Juga: Peringatan BMKG: Cuaca Berawan di Semarang, Potensi Banjir Rob di Beberapa Wilayah Indonesia
Yoyok berkomitmen untuk mengubah kondisi ini jika diberi amanah memimpin Kota Semarang.
“Saat ini sekolah yang gratis baru negeri, sedangkan swasta baru sebagian. Padahal undang-undang sudah mewajibkan belajar 12 tahun. Kalau wajib, artinya yang tidak punya kemampuan ekonomi harus dibantu. Mereka harus dipaksa sekolah, dan kalau tidak mampu membayar, ya harus dibayari,” ucap Yoyok.
Perspektif Akademisi: Pendidikan Gratis atau Terjangkau?
Prof. Dr. Masrukhi, Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), turut memberikan pandangannya tentang pentingnya pendidikan gratis. Namun, ia menekankan bahwa konsep "gratis" perlu didefinisikan ulang. Baginya, biaya yang dibebaskan seperti SPP hanyalah salah satu dari sekian banyak komponen biaya pendidikan.
“Sekolah gratis memang bagus karena merupakan amanah konstitusi. Namun, kalau yang gratis hanya SPP, itu baru membantu sebagian kecil dari beban masyarakat. Berdasarkan hasil riset, biaya pendidikan mencakup 18 item seperti buku, seragam, transportasi, dan uang jajan. SPP hanyalah salah satunya, dan kontribusi SPP terhadap pengurangan beban orang tua hanya sebesar 19,34%,” jelas Masrukhi.
Baca Juga: Lokasi Kantor BRI di Semarang Di Mana Saja? Cek Selengkapnya di Sini!
Ia juga menyoroti tanggung jawab masyarakat dalam mendukung pendidikan, terutama bagi yang mampu. Menurutnya, konsep pendidikan terjangkau yang melibatkan subsidi silang antara masyarakat mampu dan yang kurang mampu adalah solusi yang lebih ideal.
"Yang tidak mampu harus gratis, tapi yang mampu sebaiknya turut berkontribusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan,” tambahnya.
Kebijakan yang Sedang Berjalan
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, menegaskan bahwa saat ini program pendidikan gratis masih berlaku untuk sekolah negeri. Namun, beberapa sekolah swasta di Semarang juga telah mendapatkan subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Kebijakan dan program saat ini masih sekolah swasta gratis terdapat TK 41 Sekolah, SD 47 Sekolah, dan SMP 41 Sekolah," jelasnya
Subsidi ini bervariasi, mulai dari Rp1.200.000 per siswa per tahun untuk TK, Rp1.500.000 per siswa per tahun untuk SD, hingga Rp1.800.000 per siswa per tahun untuk SMP. Total anggaran yang dialokasikan mencapai Rp23,2 miliar sebelum perubahan anggaran terakhir.
Harapan Warga: Sosialisasi dan Akses yang Lebih Baik
Meskipun program pendidikan gratis di beberapa sekolah swasta sudah berjalan, sayangnya sosialisasi terkait kebijakan ini masih minim.
Agung Hernowo, warga Banyumanik, Semarang, mengaku belum mendengar kabar tentang program sekolah swasta gratis. Sebagai orang tua dari tiga anak yang semuanya bersekolah di swasta, ia berharap pemerintah baru nanti dapat memberikan solusi yang lebih nyata.
“Sosialisasinya kurang. Dua anak saya sekolah di Hidayatullah, dan saya memilih sekolah swasta karena berebut masuk sekolah negeri itu susah. Saya berharap ke depan pendidikan gratis di sekolah swasta benar-benar terlaksana. Ekonomi lagi tidak baik, pendidikan gratis tentu akan sangat membantu,” ujarnya penuh harap.
Di tengah tantangan ekonomi yang semakin berat, solusi pendidikan gratis di swasta dapat menjadi angin segar bagi banyak orang tua di Semarang. Bagi mereka, pemerataan akses pendidikan yang tidak hanya berfokus pada sekolah negeri, tapi juga swasta, adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih baik.
Berita Terkait
-
Miris! Puluhan Ribu Anak Ternyata Sudah Putus Sekolah, Pemprov Jakarta Diminta Tak Cuma Fokus Sekolah Gratis
-
Lapas Overkapasitas 89 Persen, DPR Desak Pemerintah Tambah Fasilitas dan Berantas Pungli
-
3 Tim BRI Liga 1 dengan Penampilan Amburadul: Ada Klub yang Incar Pratama Arhan
-
Tiga Klub Indonesia Terseret Sponsor Rumah Judi, Salah Satunya Berakhir Ngenes
-
BRI Liga 1: Juru Gedor Kurang Gacor, PSIS Semarang Punya Tugas yang Berat!
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Deretan Tablet Redmi Terbaru 2024 dan Spesifikasinya
-
Diskon BRImo hingga Cashback Meriahkan OPPO Run 2024
-
Survei Pilkada Kota Semarang: Yoyok-Joss Unggul Tipis atas Agustina-Iswar
-
Jokowi Sampai Turun Gunung ke Semarang, Optimis Luthfi-Yasin Menang di Pilgub Jateng
-
Dramatis! Evandro Brandao Jadi Pahlawan, PSIS Curi Poin di Kandang Persik Kediri