Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 18 Oktober 2024 | 19:59 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama para Duta Generasi Berencana (Genre) dan Chef Regan Arrozaq Hamdani saat memasak makan siang bergizi, di SMP Negeri 14 Semarang, Jumat (18/10/2024). [ANTARA/HO-Pemkot Semarang]

SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Kota Semarang menggandeng generasi muda, khususnya Duta Generasi Berencana (Genre), dalam program makan siang bergizi gratis di sekolah-sekolah, sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan kebiasaan makan sehat di kalangan pelajar dan menekan angka stunting di masa depan.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengungkapkan bahwa program ini telah diuji coba empat kali sebelumnya, namun kali ini melibatkan langsung Duta Genre dalam proses memasak bersama.

"Hari ini kami melibatkan generasi muda, yakni Duta Genre, untuk memasak bersama di SMP Negeri 14, yang juga dihadiri Chef Regan Arrozaq Hamdani, finalis Top 4 Junior Master Chef Indonesia," ujar Ita, sapaan akrabnya, di Semarang, Jumat (18/10/2024).

Keikutsertaan Chef Regan bertujuan untuk menunjukkan bahwa menyiapkan makanan bergizi tidaklah sulit.

Baca Juga: Ichal Muhammad Berharap Kemenangan Yoyok-Joss Berdampak Positif Bagi PSIS Semarang

"Mas Regan menunjukkan bahwa memasak sehat bisa dilakukan dengan cepat, dan anak-anak sangat antusias menikmati hasil masakan yang disiapkan langsung di tempat," tambahnya.

Program makan siang ini tidak hanya berfokus pada pemberian makanan bergizi, tetapi juga mengedukasi siswa tentang pentingnya nutrisi dan kesehatan melalui kegiatan memasak. Inovasi terbaru yang diluncurkan dalam acara tersebut adalah GenDASHAT (Generasi Berencana Cerdas dan Sehat), sebuah inisiatif untuk menekan angka stunting di masa depan.

Dalam acara ini, sekitar 1.000 porsi makan siang bergizi dibagikan kepada para siswa, berkolaborasi dengan Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI).

Selain fokus pada kesehatan, Pemkot Semarang juga memperhatikan dampak lingkungan dari program ini, terutama terkait masalah sampah pangan.

Untuk mengatasi potensi food waste, Pemkot berencana memperluas program budidaya maggot di sekolah-sekolah, sebuah solusi inovatif yang telah diterapkan di SMPN 18 dan SMPN 22 Semarang. Maggot mampu mengurai sampah organik dan hasil budidayanya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ikan dan unggas, yang memiliki nilai ekonomi.

Baca Juga: Setelah 9 Tahun Buron, Terpidana Penyelundupan Kayu di Semarang Ditangkap

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan untuk memberikan pelatihan budidaya maggot di sekolah-sekolah.

"Program ini akan kami perluas ke lebih banyak sekolah, tidak hanya untuk mengurangi sampah pangan tetapi juga memberikan edukasi tentang pengelolaan lingkungan," ujarnya.

Dengan keterlibatan generasi muda dan pendekatan komprehensif yang mencakup kesehatan, edukasi, dan lingkungan, Pemkot Semarang berharap program ini dapat menjadi langkah signifikan dalam menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan peduli terhadap lingkungan.

Load More