Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 25 Oktober 2024 | 14:07 WIB
Baliho atau alat peraga kampanye Calon Wali Kota Semarang Yoyok Sukawi dan calon Wakil Wali Kota Semarang Joko Santoso dirusak. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Semarang, aksi perusakan dan vandalisme terhadap baliho atau alat peraga kampanye (APK) pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Yoyok Sukawi-Joko Santoso (Yoyok-Joss) terjadi. Kejadian ini menuai perhatian publik dan dianggap merusak suasana demokrasi menjelang pemilihan.

Pengamat Politik Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Joko Prihatmoko, menyesalkan tindakan tersebut. Ia menilai, vandalisme terhadap baliho Yoyok-Joss merupakan bentuk politisasi yang tidak relevan.

Menurut Joko, pilkada dan pengelolaan klub sepak bola PSIS yang dipimpin oleh Yoyok Sukawi adalah dua hal yang berbeda.

"Pilkada adalah kompetisi yang melibatkan banyak elemen masyarakat. Ini bukan hanya tentang sepak bola, tetapi memilih pemimpin yang memiliki visi kepemimpinan untuk masa depan Kota Semarang,” jelas Joko di Semarang pada Jumat (25/10/2024).

Baca Juga: Ahmad Luthfi Sungkem ke Jokowi, Ungkap Pesan Penting Menuju Pilkada Jateng

Ia juga menekankan bahwa sebagai CEO PSIS, Yoyok tidak bisa mengontrol sepenuhnya hasil kompetisi, karena masih ada peran pelatih, manajer, dan pemain dalam keberhasilan mengelola tim.

Menurut Joko, meski Yoyok Sukawi terkenal karena kiprahnya di dunia sepak bola, ia juga telah membawa nama baik Semarang melalui PSIS. Masyarakat diharapkan bisa bijak dalam menilai kedua aspek tersebut secara terpisah.

"Saya yakin pemilih pilwalkot Semarang cukup dewasa dan bisa memilah antara urusan pilwalkot dan PSIS," tambahnya.

Ia menduga bahwa pelaku vandalisme mungkin sedang emosi, yang ia nilai sebagai bentuk rasa cinta terhadap PSIS, namun disalurkan dengan cara yang kurang tepat.

Sementara itu, pengamat politik dari UIN Walisongo M Kholidul Adip, mengungkapkan bahwa vandalisme terhadap baliho Yoyok-Joss menunjukkan eskalasi persaingan dalam Pilwalkot Semarang yang kian memanas.

Baca Juga: Nusron Wahid Calon Menteri, Pengamat Ingatkan Jangan Ada Politisasi di Pilkada Kudus 2024

Menurutnya, aksi ini bisa saja merupakan upaya pihak tertentu untuk menyerang Yoyok secara anarkis. Namun, ia mengimbau agar Yoyok dan pendukungnya tetap tenang dan tidak membalas tindakan tersebut.

"Kita berharap Pilwalkot Semarang berjalan demokratis, damai, dan bermartabat. Semua pihak diimbau untuk menjaga ketertiban dan tidak terpancing untuk membalas tindakan negatif. Jika ingin melaporkan tindakan vandalisme ini, sebaiknya ada bukti atau saksi yang cukup agar dapat diteruskan ke Bawaslu," ujar pengamat dari UIN Walisongo tersebut.

Load More