Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 13 Desember 2024 | 15:37 WIB
Kondisi Banjir di Perumahan Cluster Dahlia Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (11/12/24) malam. (suara.com/Sigit AF)

SuaraJawaTengah.id - Azizah (30) sedang menyuapi anaknya saat air memasuki rumahnya di Perumahan Cluster Dahlia Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (11/12/24) malam.

Dia yang panik kemudian keluar rumah untuk menyelamatkan diri, tetapi ternyata air sudah setinggi perut orang dewasa. Menurutnya, banjir kali ini merupakan yang terparah daripada tahun kemarin.

"Tidak sempat membawa barang-barang di rumah. Kalau parahnya ini, tahun kemarin juga, terjadi tetapi tidak separah ini," katanya.

Hal serupa juga dialami warga lainnya, Erick. Dia bahkan merugi hingga puluhan juta lantaran perabot rumah serta barang-barang elektronik tidak terselamatkan. Erick bercerita, hujan turun sekitar pukul 17.00 WIB dengan intensitas yang terus meningkat. Sekira pukul 17.30 WIB, genangan air di halaman rumahnya sudah setinggi 30 cm.

Baca Juga: Pemprov Jateng Dukung Penuh PSIS Semarang Main di Jatidiri, Suporter Dilarang Lakukan Vandalisme

Salah satu wilayah yang terdampak parah adalah di RT 08 RW 09.

"Pukul 6 sore tepat, talut jebol, ketinggian langsung mencapai 1 meter lebih," katanya saat ditemui, Kamis (12/12/2024).

Dia dan warga lainnya langsung panik. Yang ada di pikirannya saat itu adalah menyelamatkan diri  dengan pergi ke dataran yang lebih tinggi. Akibatnya, dia tidak sempat menyelamatkan perabot rumah serta barang-barang elekntronik seperti mesin cuci, televisi, dan kulkas.

"Kerugian jika ditaksir mencapai puluhan juta. Air datang begitu cepat seperti gelombang, mau evakuasi barang-barang susah," katanya.

Meski pada Kamis pagi genang air telah surut, tetapi ketakutan warga di Perumahan Cluster Dahlia akan banjir masih tinggi. Erick mengatakan, kondisi perumahan lebih rendah daripada tinggi Sungai Tunggu.

Baca Juga: Hinca Panjaitan: Investor PSIS Bukan Cuma Modal, Tapi Visi!

Dia berharap ada solusi dari pemerintah maupun pihak pengembang, minimal dengan segera memperbaiki tanggul yang jebol dan memperkuatnya.

"Tolong tanggul jebol diperbaiki, ini kan curah hujan masih tinggi, takutnya air tinggi lagi, kami hanyut lagi. Ada sejumlah titik tanggul yang kondisinya mengkhawatirkan, tolong itu juga diperbaiki," ungkapnya.

Trisno, Ketua RT 8 RW 9 Kelurahan Meteseh juga berharap agar ke depan ada solusi pembuatan talud permanen.

“Saya juga mewakili warga di sini ingin adanya penguatan talud. Karena kita kan di sini gak 1-2 tahun. Disini kami pengin terus gitu,” ujar Trisno.

Tanggul Jebol 20 Meter, 150 Jiwa Terdampak

Penambalan tanggul Sungai Tunggu di Perumahan Cluster Dahlia Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Kamis (12/12/2024). (suara.com/Sigit AF)

Kepala BPBD Kota Semarang Endro Martanto menyampaikan banjir yang merendam Perumahan Cluster Dahlia, Kelurahan Meteseh ini, lantaran hujan dengan intensitas tinggi sejak sore hingga malam.

Banjir juga diperparah jebolnya tanggul Sungai Tunggu sepanjang 20 meter sehingga luapan air dari sungai tersebut langsung melimpah ke pemukiman warga.

Dia mengungkapkan bahwa ada sebanyak 45 kepala keluarga dengan perkiraan 152 jiwa yang terdampak atas bencana banjir. Mereka tercatat  tinggal di RT 08 RW 09, Kelurahan Meteseh, Tembalang.

"Untuk menghindari risiko lebih lanjut, ratusan warga tersebut telah dievakuasi dan diungsikan sementara ke tempat yang lebih aman. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu," katanya di lokasi banjir.

Saat kejadian, pihaknya langsung mengerahkan pompa penyedot air untuk mengurangi dampak banjir. Selain itu, BPBD Kota Semarang juga bersiap membangun dapur umum untuk warga terdampak.

"BPBD juga akan segera memperbaiki tanggul yang jebol. Untuk penanganan sementara atas ditutup dengan karung pasir, yang terpenting  tertutup dulu," imbuhnya.

Mbak Ita Murka, Salahkan Pengembang

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat meninjau Perumahan Cluster Dahlia Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Kamis (12/12/2024). (suara.com/Sigit AF)

Peristiwa jebolnya tanggul Sungai Tunggu yang menyebabkan banjir di Perumahan Cluster Dahlia membuat murka Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita itu langsung meninjau lokasi pada Kamis (12/12), bersama pejabat terkait. Dia menyebut tidak ada banjir besar seperti kabar yang ada di media sosial.

"Hanya limpasan dan ini sudah selesai," ujarnya.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Penataan Ruang Kota (Distaru), Perumahan Cluster Dahlia ini dokumen Keterangan Rencana Kota (KRK) sudah terbit perorangan dan sebagian lainnya belum terbit.

Menurutnya status perumahan yang belum mengantongi izin menyulitkan pihak Pemerintah Kota untuk melakukan perawatan fasilitas umum.

“Ini pengembang belum ada izin sehingga bagaimana kami mau melakukan penanganan-penanganan seperti membuat tanggul yang baik. Pertama belum ada izin, kedua kan harusnya ada penyerahan BAST aset dan fasos, nah ini izin saja belum,” ungkapnya.

Ke depan, pihaknya meminta kepada para pengembang untuk menaati aturan dan tidak membohongi konsumen. Mbak Ita juga meminta jajarannya untuk lebih memberikan perhatian dan pengawasan terhadap izin pengembang perumahan.

“Ini saya juga minta pada teman-teman dari Distaru, dari Satpol PP, termasuk nanti juga pengawasan dari camat dan lurah,” tegasnya.

Meski demikian, dia menegaskan jika pihaknya tak akan lepas tangan dan akan mengutamakan warga. “Meski sebenarnya belum izin tapi karena ini force major ya, karena ini bencana akhirnya teman-teman dari PU, teman-teman dari Damkar, dari Disperkim, termasuk Pak Camat dan BPBD ini kan semua memberikan bantuan untuk warga termasuk melakukan penanganan,” imbuhnya.

Kontributor : Sigit Aulia Firdaus

Load More