Budi Arista Romadhoni
Selasa, 07 Januari 2025 | 10:17 WIB
Debby dibantu dua karyawan menyelesaikan pesanan roncean melati di Dusun Clapar, Desa Ngawen, Muntilan. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]

“Kami nurunin melati setiap hari saja banyak yang busuk. Kalau ditandon makin banyak yang rusak, kita rugi.”

Harga jual satu paket roncean melati, tergantung jenis riasan pengantin yang akan digunakan. Paket riasan pengantin paes ageng misalnya, membutuhkan sekitar 1 kilogram melati.   

Debby mematok harga paling mahal untuk roncean melati pengantin paes ageng, sekitar Rp350 ribu sampai Rp400 ribu. Harga itu sudah satu paket untuk sepasang pengantin.

Sedangkan harga paling murah untuk roncean kalung melati. “Biasanya dipakai riasan pengantin muslim. Yang putri pakai dodot, putranya untuk kalung. Itu paling murah, Rp100 ribu. Butuh empat ons melati.” 

Biar Mahal Asal Sakral

Ilustrasi pernikahan adat Jawa. (Shutterstock)

Setidaknya ada dua pakem tata rias pengantin adat Jawa yang masih sering dipakai hingga sekarang. Satu mengikuti tradisi Keraton Yogyakarta, lainnya sesuai adat Keraton Surakarta.

Tata rias pengantin Yogyakarta antara lain Paes Ageng, Paes Ageng Jangan Menir, Paes Ageng Kanigaran, Yogya Putri, Kasatriyan Ageng, dan Pura Pakualaman.

Sedangkan adat rias pengantin Keraton Surakarta diantaranya, Solo Basahan, Solo Putri, Solo Langenharjan, Solo Taqwa, dan Solo Mangkunegaran.         

Jaman dulu adat riasan tersebut hanya boleh dipakai saat prosesi pernikahan keluarga keraton. Pada masa Sultan Hamengku Buwono IX aturan dilonggarkan sehingga pernikahan orang awan bisa ikut meniru dandan para raja.

Baca Juga: Semarang Berpotensi Diguyur Hujan Ringan, Warga Diminta Siaga

Semua prosesi pernikahan adat Jawa, menjadikan roncean melati sebagai aksesoris penting. Tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, rangkaian bunga beraroma khas itu juga menambah nilai sakral.

Ini menjadi alasan mengapa perias pengantin, Lingga, menolak menggunakan melati imitasi untuk mengakali kenaikan harga. “Saya nggak (pernah) pakai melati palsu karena menurut saya jadi kurang sakral.”

Dia memilih mengenakan charge tambahan kepada pelanggan untuk menalangi kerugian akibat naiknya harga roncean melati. Agar tidak memberatkan, biaya tambahan ditanggung berdua pihak perias dan pengantin.

Misal harga roncean melati naik Rp300 ribu lebih mahal dari biasanya, perias dan pengantin patungan masing-masing Rp150 ribu. Cara ini lebih adil karena kedua pihak biasanya sudah menyepakati biaya jasa rias  dimuka.  

Perias pasti keberatan jika harus menanggung sendiri ongkos membeli roncean melati.   

“Misal paket rias pengantin kita diharga Rp2 juta dan bunga ronceannya sampai Rp1,2 juta. Sisanya kan cuma Rp800 ribu. Padahal kita masih harus bayar asisten dan lain-lain. Masak harga melatinya lebih mahal dari biaya jasanya.”

Load More