SuaraJawaTengah.id - Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana melakukan panen raya jagung bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) di lahan seluas 578 hektar di Desa Tegalsumur, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Selasa, 14 Januari 2025.
Nana menuturkan, produktivitas lahan yang ditanami jagung tersebut mencapai 8 sampai 10 ton per hektar, sehingga total jumlah produksi bisa sampai 4.624 ton -5.780 ton.
Di Kabupaten Grobogan, lanjut Nana, terdapat 13 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial, yang mengerjakan lahan seluas 3.950 hektar. Kelompok usaha tersebut mendapat dukungan modal dari PT. BPR BKK Purwodadi. Modal tesebut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam.
"Ini juga berkaitan dengan kebijakan Presiden terkait swasembada pangan. Beliau menyampaikan untuk menghentikan impor beberapa komoditas pangan. Antara lain beras, jagung, garam, dan gula. Tambahan produksi ini memperkuat Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi lumbung pangan, (berupa) padi dan jagung," katanya.
Nana membeberkan, hasil panen jagung ini langsung ditampung oleh industri, yakni PT. Japfa Comfeed Indonesia, PT. Mulia Harvest Agritech, PT. CJ Feed and Care dan PT. Malindo Feedmill, dengan nilai Rp 20,49 miliar.
Ia berharap, panen raya jagung ini harus dijadikan motivasi untuk mewujudkan swasembada pangan dan menjaga laju inflasi.
"Saya harap ini menjadi motivasi dan pendorong kita untuk lebih baik. Saya minta sinergitas dan keterpaduan pemerintah, petani, dan pengusaha terus ditingkatkan, agar produktivitas (tanaman pangan) seperti jagung meningkat," tuturnya.
Panen raya jagung ini, lanjut Nana, merupakan tindak lanjut dari program New Food Suplay Chain pada komoditas beras, jagung dan cabai, yang telah dikukuhkan tanggal 1 November 2024 lalu dalam acara Jateng Inspiring Economic Effort Award.
Program tersebut diharapkan menjadi solusi, baik bagi petani, industri maupun masyarakat. Bagi petani, program tersebut akan membantu mendapat kepastian pasar dan harga. Sementara bagi pengusaha dan masyarakat, akan mendapat kepastian pasokan dan harga komoditas yang terjangkau karena rantai distribusinya yang pendek. Dengan harga yang terjangkau, pemerintah dapat mengendalikan angka inflasi.
Baca Juga: Cegah Politisasi Kades, Pj Gubernur Jateng Lakukan Ini Jelang Pilkada 2024
Sementara itu, Bupati Grobogan Sri Sumarni menambahkan, penanaman jagung oleh petani dilakukan dengan sistem methuk. Jadi sebelum dipanen, petani sudah menanam bibit baru sehingga masa panennya bisa lebih banyak.
"Pemkab Grobogan dan PT BPR BKK Purwodadi berkomitmen mendampingi sektor pertanian hulu-hilir, dari tanam sampai penjualan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota