SuaraJawaTengah.id - Nasib apes dialami sejumlah petani di Kabupaten Grobogan usai menjadi korban penipuan pembelian beras.
Dua orang sudah dilaporkan ke Satreskrim Polres Grobogan. Masing-masing berinisial ASD alias Wulan dan AI. Diketahui, AI sendiri sudah berstatus tersangka dan kini ditahan di Polres Grobogan.
Pengacara korban, T Djohansyah dari Kantor Pengacara Djohansyah & Partner menjelaskan, awalnya para pelaku ingin membeli beras dari sejumlah petani.
Korban diiming-imingi jika beras nanti digunakan untuk program makan bergizi gratis (MBG).
"Mereka para petani kecil yang semula sangat semangat karena diiming-imingi berasnya akan dibeli untuk program makn bergizi gratis, ternyata mereka ditipu oleh para tersangka," kata Djohansyah, Jumat (7/3/2025).
Djohansyah memaparkan, total kerugian sebesar Rp3,2 miliar ini merupakan angka kolektif yang diderita oleh para petani yang ada di wilayah Grobogan dan sekitarnya.
"Bahkan, karena penipuan ini, mereka hidupnya juga jadi susah. Ada yang sampai jual kambing untuk menutupi hutang koperasi, karena hasil panen mereka tidak dibayar oleh tersangka. Ini juga yang membuat saya dan tim pengacara terketuk untuk membantu menuntut keadilan bagi para petani," paparnya.
Dari kasus ini, lanjut dia, pihaknya menyayangkan masih ada oknum-oknum yang berusaha mempermainkan rakyat termasuk para petani kecil dengan ‘menjual’ salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
"Semoga kejadian di Grobogan ini bisa menjadi pelajaran sehingga tidak terjadi di daerah lainnya," tegas dia.
Sementara Kasatreskrim Polres Grobogan AKP Agung Joko saat dihubungi membernarkan adanya kasus tersebut.
"Nanti akan kita rilis. Ditunggu ya," ucapnya.
Sebelumnya, anggaran program makan bergizi gratis masih diragukan meski baru berjalan kurang dari dua pekan. Masalah utamanya adalah keterbatasan dana.
Negara dinilai tidak memiliki cukup uang untuk menjalankan program ini secara menyeluruh di seluruh Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan bahwa anggaran untuk program MBG sebesar Rp 71 triliun hanya cukup hingga Juni 2025.
Bahkan, dana ini belum mampu mencakup seluruh anak sekolah di Indonesia.
Baca Juga: Banjir Rendam Grobogan, BRI Salurkan Bantuan untuk Korban Terdampak
Dalam rapat koordinasi terbatas di Gedung Grahadi, Surabaya, pada 7 Januari 2025, Zulhas menyatakan, "Sekarang Rp 71 triliun cukup sampai bulan Juni. Kalau tahun depan semua dari Januari, anggaran yang diperlukan mencapai Rp 420 triliun."
Zulhas, yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), menambahkan bahwa untuk menjalankan program MBG penuh selama satu tahun, dari Januari hingga Desember, diperlukan anggaran sebesar Rp 420 triliun.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lewat RUPSLB, BRI Optimistis Perkuat Tata Kelola dan Dorong Kinerja 2026
-
Kinerja Berkelanjutan, BRI Kembali Salurkan Dividen Interim Kepada Pemegang Saham 2025
-
Ini Tanggal Resmi Penetapan UMP dan UMK Jawa Tengah 2026: Siap-siap Gajian Naik?
-
Melalui BRI Peduli, BRI Hadir Dukung Pemulihan Korban Bencana di Sumatra
-
Mitigasi Risiko Bencana di Kawasan Borobudur, BOB Larang Pengeboran Air Tanah dan Penebangan Masif