SuaraJawaTengah.id - Nama Sunan Muria sangat masyhur di Jawa dan seantero Nusantara. Salah satu dari sembilan Walisongo ini juga dikenal sebagai Sunan Muria Abdul Jalil, yang diyakini menyebarkan agama Islam di Jawa pada abad ke-15 hingga ke-16.
Sunan Muria merupakan tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di wilayah Jawa Tengah, terutama di sekitar Gunung Muria.
Nama aslinya adalah Raden Umar Said atau Mbah Umar Said. Ia adalah keturunan dari Pangeran Brawijaya V, raja terakhir Kerajaan Majapahit. Sunan Muria memiliki peran besar dalam mengislamkan masyarakat Jawa dengan metode yang unik dan sangat dekat dengan wong cilik.
Berbeda dengan wali lainnya yang berdakwah di pusat-pusat kerajaan, Sunan Muria lebih memilih daerah terpencil, termasuk desa-desa di lereng Gunung Muria.
1. Metode Dakwah yang Unik
Sunan Muria dikenal sebagai wali yang saleh dan bijaksana. Ia hidup sederhana dan berdakwah dengan menggunakan bahasa serta budaya lokal agar lebih mudah diterima masyarakat.
Salah satu metode dakwahnya adalah Topo Ngeli, yang berarti menghanyutkan diri dalam kehidupan wong cilik. Dengan cara ini, ia lebih mudah memahami kehidupan masyarakat dan menyampaikan ajaran Islam dengan pendekatan yang sesuai dengan mereka.
Ia juga mempertahankan kesenian daerah, seperti gamelan dan wayang, untuk menyebarkan Islam. Tidak seperti dakwah yang bersifat frontal, Sunan Muria memasukkan nilai-nilai Islam dalam seni dan budaya setempat agar lebih mudah diterima oleh masyarakat yang masih kuat memegang kepercayaan leluhur mereka.
2. Pencipta Tembang Sinom dan Kinanthi
Baca Juga: Jurang Asmara hingga Taman Nyamuk di Kota Semarang: Spot Favorit Mahasiswa UIN Walisongo Berkencan
Dalam usahanya menyebarkan Islam, Sunan Muria juga dikenal sebagai pencipta tembang Sinom dan Kinanthi. Tembang-tembang ini tidak hanya berisi keindahan sastra Jawa, tetapi juga menyisipkan ajaran moral dan nilai-nilai Islam. Melalui tembang, Sunan Muria mengajarkan etika, kejujuran, dan pentingnya hidup rukun.
3. Pernikahan dan Konflik Kesaktian
Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah, putri dari Sunan Ngudung (Raden Usman Haji), yang merupakan ayah dari Sunan Kudus. Dari pernikahan ini, ia dikaruniai seorang putra bernama Pangen Santri atau Sunan Ngadilangu.
Menurut beberapa kisah, Sunan Muria juga mempersunting Dewi Roroyono, putri dari Sunan Ngerang, seorang ulama terkenal di Juwana yang memiliki ilmu kesaktian tinggi. Kecantikan Dewi Roroyono sempat menimbulkan pertumpahan darah.
Adik seperguruannya, Kapa, yang juga jatuh hati pada Dewi Roroyono, menculiknya dan berusaha mengalahkan Sunan Muria dengan ilmu kesaktiannya. Namun, justru Kapa yang terkena serangan balik dan akhirnya tewas.
4. Karomah dan Ritual Guyang Cekathak
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025