SuaraJawaTengah.id - Boyolali, yang dijuluki Kota Susu, punya banyak keunikan yang jarang ditemukan di daerah lain. Salah satunya adalah banyaknya mata air atau umbul yang tersebar hampir di setiap kecamatan.
Keberadaan umbul-umbul ini tidak hanya menjadi sumber kehidupan bagi warga sekitar, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang memikat. Bagi para pencinta wisata alam, khususnya pemandian alami, Boyolali adalah tempat yang wajib dikunjungi.
Salah satu umbul yang menarik perhatian adalah Umbul Leses Boyolali. Letaknya berada di Dusun Soka, Desa Jenengan, Kecamatan Sawit. Lokasinya cukup strategis karena hanya berjarak sekitar 1,7 kilometer dari Umbul Pengging, salah satu destinasi favorit wisatawan di Boyolali.
Meski tidak sebesar Umbul Pengging, Umbul Leses memiliki pesona tersendiri yang membuatnya layak disinggahi, terutama bagi mereka yang menyukai tempat yang tenang dan penuh nuansa alami.
Keunikan Umbul Leses sudah bisa dilihat dari namanya. Di sisi barat kolam terdapat empat pohon leses yang menjulang tinggi dan tampak mencolok di antara hamparan hijau sekitarnya.
Tingginya mencapai sekitar 50 meter dengan diameter batang antara satu hingga tiga meter. Pohon-pohon ini tumbuh rindang, menciptakan suasana teduh dan sejuk di sekitar kolam mata air.
Pengunjung yang datang bisa merasakan sensasi mandi langsung di bawah bayangan pohon raksasa, sebuah pengalaman yang jarang bisa ditemukan di tempat lain.
Legenda Pengantin jadi Pohon
Namun, yang membuat Umbul Leses lebih dari sekadar tempat pemandian adalah kisah legenda yang menyertainya. Menurut cerita yang beredar di masyarakat setempat, dulunya pohon leses di lokasi ini hanya ada dua.
Sedangkan dua pohon lainnya diyakini merupakan perwujudan dari sepasang pengantin yang dikutuk menjadi pohon karena pertengkaran kecil yang berubah menjadi tragedi.
Konon, pada suatu waktu di masa lampau, ada sepasang pengantin yang sedang melakukan perjalanan dan memutuskan untuk beristirahat sejenak di dekat umbul ini.
Setelah beberapa waktu, sang suami mengajak istrinya untuk melanjutkan perjalanan. Namun, sang istri meminta untuk menunggu sebentar. Tak lama kemudian, saat sang istri sudah siap, giliran suaminya yang meminta waktu tambahan untuk beristirahat.
Permintaan yang sepele itu justru memicu perdebatan di antara keduanya. Tidak ada yang mau mengalah, dan dari pertengkaran itu, mereka pun berubah menjadi dua pohon leses yang kini berdiri kokoh di samping umbul.
Legenda ini telah diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi, diceritakan oleh orang-orang tua kepada anak cucu mereka.
Hingga kini, tidak ada yang benar-benar tahu siapa sebenarnya sepasang pengantin yang dikisahkan dalam cerita itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar