Budi Arista Romadhoni
Minggu, 11 Mei 2025 | 18:31 WIB
Ilustrasi kisah horor pedagang bakso keliling. [Dok Suara.com]

SuaraJawaTengah.id - Di balik hiruk-pikuk ibu kota, banyak kisah tak terduga yang menghantui kehidupan orang-orang kecil yang sedang berjuang. Salah satunya adalah kisah horor pedagang bakso keliling ini. 

Bagi sebagian orang, malam adalah waktu untuk beristirahat. Namun bagi pedagang bakso keliling, malam adalah ladang rezeki. 

Yuda, seorang penjual bakso keliling di Jakarta, tak pernah ia bayangkan bahwa di balik langkah kakinya mendorong gerobak, ia akan memasuki wilayah yang tak kasat mata, sebuah kampung yang isinya bukan manusia.

Cerita horor ini terjadi pada masa pandemi COVID-19, saat banyak orang kehilangan pekerjaan. Yuda, seorang perantau dari Padang, terkena PHK dari tempat kerjanya. Ia sempat putus asa, tapi memilih bangkit dengan membuka usaha bakso keliling. 

“Saya pikir, selama halal, saya jalanin aja,” ujar Yuda dalam sebuah wawancara bersama YouTube Badru Caplock. 

Pada suatu sore, Yuda memutuskan menjajal rute baru. Ia masuk ke sebuah komplek di Jakarta Timur yang belum pernah ia lewati sebelumnya. Komplek itu tampak normal: anak-anak bermain bola, ibu-ibu duduk di teras.

“Saya mikir, wah rame juga nih, cocok buat jualan,” katanya. Ia pun mulai menjajakan dagangannya, dan sambutan warga cukup hangat.

Namun menjelang tengah malam, saat ia hendak pulang melewati jalan kavlingan kosong di pinggir komplek, gerobaknya terasa berat. Ia memeriksa ban, tapi semuanya normal.

Tiba-tiba, ia mendengar suara daun berdesir. Saat menengadah, Yuda melihat sesosok perempuan berpakaian putih duduk di atas pohon. 

Baca Juga: 'Darah Dimana-mana, Baunya Amis' Cerita Horor Arwah Maling Korban Main Hakim Sendiri

“Mukanya ancur banget, rambutnya panjang, matanya melotot,” ungkap Yuda.

Panik, ia tinggalkan gerobaknya dan berlari ke pos ronda untuk meminta bantuan. Seorang bapak yang tadi membeli bakso menemaninya kembali.

Anehnya, saat bersama bapak itu, gerobaknya kembali ringan. Seolah tak pernah terjadi apa-apa.

Beberapa hari kemudian, Yuda kembali ke komplek tersebut karena dagangannya cukup laku di sana.

Di salah satu malam, seorang anak kecil memanggilnya untuk membeli bakso. 

“Bentar ya bang, saya ambil duit dulu,” ucap anak itu lalu masuk ke rumahnya. Yuda menunggu lebih dari 10 menit, hingga akhirnya bapak dari pos ronda lewat dan bertanya kenapa ia berdiri diam.

“Saya nunggu anak kecil yang beli bakso,” jawab Yuda. Namun sang bapak kaget dan berkata, “Mas, itu rumah kosong. Udah lama gak ada orangnya.”

Ketika Yuda menoleh, barulah ia sadar rumah itu terlihat kotor dan tak terurus. Rumput liar tumbuh tinggi di halaman. Sebelumnya, rumah itu tampak bersih di matanya. Ada apa sebenarnya?

Tak berhenti di situ. Beberapa malam setelahnya, Yuda bermimpi melihat seorang ibu dan dua anaknya di rumah tersebut. Mereka tampak bahagia. 

“Anehnya, dalam mimpi suasananya adem, hangat, bukan menyeramkan,” tutur Yuda.

Yang lebih mengejutkan lagi, suatu malam ia kembali ke komplek itu. Seorang ibu-ibu datang membawa mangkuk kosong, hendak membeli bakso.

Tapi saat Yuda hendak menyajikan, perempuan itu menghilang. 

“Saya langsung merinding. Karena saya sadar… itu ibu-ibu yang saya lihat di mimpi,” katanya.

Tak lama setelah itu, temannya kesurupan di kontrakan mereka. Sosok yang merasukinya berkata, “Tolong bersihkan tempat itu… rumah yang pernah kamu mimpiin.”

Bersama warga dan tetangga, Yuda akhirnya menemui satpam dan ketua RT setempat, lalu menceritakan semua kejadian.

Satpam pun membuka suara. Ia membenarkan bahwa rumah itu pernah dihuni oleh seorang ibu dan dua anaknya yang meninggal di dalam rumah, namun terlambat ditemukan hingga membusuk.

Sejak itu, rumah tersebut dibiarkan kosong dan tanpa doa.

Setelah warga mengadakan doa bersama, suasana di sana perlahan kembali normal. Rumah dibersihkan dan tak ada gangguan lagi.

Tapi Yuda memutuskan untuk tidak berjualan ke sana lagi.

“Kampung lebih aman. Ramai, hangat, dan gak sunyi seperti komplek,” katanya.

Cerita Yuda adalah kisah tentang lebih dari sekadar dagangan. Ini adalah kisah tentang keteguhan, keberanian, dan pertarungan antara dunia nyata dan dunia tak kasat mata.

Sebuah pengalaman yang mengingatkan kita bahwa perjuangan mencari nafkah tidak selalu lurus dan terang. Kadang harus melewati gelap, bahkan dunia yang tak terlihat.

Kontributor : Dinar Oktarini

Load More