Proses konversi jelantah menjadi SAF merupakan bagian dari kerja sama Pertamina dengan mitra pelaksana Noovoleum. Inisiatif ini menjadi langkah nyata Pertamina dalam mendukung target energi terbarukan nasional, sekaligus mengurangi dampak emisi dari sektor penerbangan yang dikenal sebagai salah satu penyumbang karbon terbesar.
Semarang Jadi Pilot Project Pengelolaan Sampah Plastik
Tak berhenti pada minyak jelantah, Pertamina juga mulai mengembangkan program pengelolaan limbah plastik. Kota Semarang dipilih sebagai proyek percontohan karena dinilai memiliki tingkat permasalahan limbah plastik yang cukup tinggi.
Program ini dijalankan bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang dan akan melibatkan bank sampah di tingkat kelurahan.
“Kami memilih Kota Semarang karena memiliki permasalahan signifikan terkait limbah plastik. Program ini akan dikolaborasikan dengan bank sampah di tingkat kelurahan. Harapannya, sampah plastik yang dikumpulkan dari masyarakat melalui SPBU dapat langsung dimanfaatkan dan dikelola oleh bank sampah terdekat,” ujar Taufiq.
Dengan pendekatan ini, Pertamina mendorong konsep SPBU multifungsi: tidak hanya sebagai tempat pengisian BBM, tapi juga sebagai simpul distribusi dan pengelolaan sampah plastik serta minyak jelantah. Dengan sinergi antara sektor privat dan pemerintah daerah, inovasi ini berpotensi mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) secara signifikan.
Membangun Kesadaran Lingkungan dari Bawah
Kunci keberhasilan dari berbagai program ini terletak pada partisipasi aktif masyarakat. Melalui insentif berupa poin digital dan kolaborasi dengan bank sampah, Pertamina mengajak publik untuk melihat limbah bukan sebagai beban, melainkan sumber daya potensial.
Edukasi lingkungan tidak hanya disampaikan melalui kampanye, tetapi juga dipraktikkan langsung melalui keterlibatan warga di titik-titik pengumpulan.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2025: Pertamax Jadi Andalan Pemudik, Konsumsi Naik 77 Persen
Dengan menjadikan SPBU sebagai pusat edukasi dan pengelolaan limbah, Pertamina membangun paradigma baru: bahwa gaya hidup ramah lingkungan bisa dimulai dari aktivitas sehari-hari, bahkan saat mengisi bahan bakar.
Langkah ini bukan hanya menegaskan peran korporasi dalam tanggung jawab sosial, tetapi juga membuka jalan bagi terciptanya ekosistem lingkungan yang lebih lestari dan berkelanjutan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota