Budi Arista Romadhoni
Rabu, 09 Juli 2025 | 16:49 WIB
Suasana Bimtek dan Silaturahmi Nasional Sopir Kiai Nusantara di Ponpes API Syubbanul Wathon, Girikulon, Secang. (Suara.com/ Angga Haksoro A).

SuaraJawaTengah.id - Dibalik peran besar para kiai dalam berdakwah, ada tugas penting para sopir yang sering luput dari perhatian. Ditangan mereka bergantung keselamatan para ulama selama perjalanan.

Berturut-turut kabar duka datang dari lingkungan pondok pesantren Nahdlatul Ulama. Sejumlah kiai wafat akibat kecelakaan maut.

Ulama sepuh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hasan, Geger, Girirejo, Magelang, KH Muhammad Solichun wafat dalam kecelakaan kendaraan di ruas tol Solo-Ngawi pada 25 Februari 2025.      

Insiden tersebut juga merenggut nyawa anak dan cucu Kiai Solichun. Gus Afan Mufti Hartoni dan Ning Anisa Munafisah, serta kedua cucu beliau Ning Azmi Diva Fasicha dan Gus M Amtsal Lu’lu’.  

Kejadian ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Falah beserta jajaran pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Tegalrejo.        

Sekitar tiga bulan kemudian, kabar duka kembali datang dari lingkungan pondok pesantren. Kali ini pengasuh Pondok Pesantren Al Fadlu Wal Fadhillah, Kaliwungu, Kendal, KH Alamuddin Dimyati Rois wafat dalam kecelakaan mobil.

Kiai sekaligus anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini wafat setelah mobil yang beliau tumpangi menabrak truk di ruas tol Pemalang-Batang, pada 2 Mei 2025.

Paling baru adalah kecelakaan mobil yang ditumpangi Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, KH Taufik Hasyim di ruas tol Pasuruan-Probolinggo, 14 Juni 2025.

Lelah Penyebab Kecelakaan

Baca Juga: Jelang Nataru, Polisi Batasi Operasional Truk di Jateng

Ilustrasi sopir. (Pixabay/Pexels)

Serupa dengan musibah terhadap Kiai Solichun dan Kiai Alamuddin, kecelakaan yang terjadi pada Kiai Taufik Hasyim, juga terjadi pada waktu dini hari. Jam rawan sopir biasanya dalam kondisi mengantuk.

Muncul keprihatinan belum adanya standar operasional yang menjadi acuan para sopir saat bertugas mengantar kiai berdakwah. Dari mulai menghindari bahaya kelelahan, hingga adanya syarat tes kesehatan berkala.

Situasi itu mendorong forum Sopir Kiai Nusantara yang mewadahi para driver kiai se-Indonesia, menggelar Bimtek dan Silaturahmi Nasional di Pondok Pesantren API Syubbanul Wathon, Girikulon, Secang.     

Pertemuan ini berusaha merumuskan standar kerja bagi para sopir, agar dapat melayani kiai dengan aman dan nyaman.

“Berangkat dari keprihatinan bersama. Beberapa waktu terakhir ini banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan para kiai,” kata pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Muhammad Yusuf Chudlori.

Menurut Gus Yusuf, saat ini hubungan sopir dengan para kiai dilandasi oleh rasa takzim yang kuat. Ketaatan itu menyebabkan sopir sungkan jika harus meminta izin istirahat di tengah perjalanan.

Load More