SuaraJawaTengah.id - Persoalan sampah yang kian menggunung di Jawa Tengah menjadi sorotan tajam. Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Sarif Abdillah, mendorong solusi inovatif dengan menggabungkan edukasi pelestarian lingkungan melalui kegiatan yang digandrungi anak muda, seperti sport tourism.
Di tengah data yang menunjukkan produksi sampah di Jawa Tengah terus meningkat dari tahun ke tahun, pendekatan konvensional dinilai tak lagi memadai.
Bahkan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah mencatat timbulan sampah di wilayah ini bisa mencapai 5,5 juta ton per tahun.
Kondisi ini diperparah dengan puluhan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah kelebihan kapasitas (overload), sehingga menciptakan masalah lingkungan yang mendesak untuk ditangani.
Sarif Abdillah menegaskan bahwa edukasi pelestarian lingkungan menjadi kunci dan merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan bumi. Menurutnya, kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat adalah fondasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik.
“Dengan meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan,” ungkap politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pada Senin (14/7/2025)
Ia menekankan bahwa edukasi tidak boleh diabaikan, terutama mengingat dampak perubahan iklim dan kerusakan ekosistem yang semakin nyata.
“Kita semua tahu bahwa perubahan iklim dan ekosistem yang tidak seimbang dapat berdampak buruk pada kehidupan manusia. Oleh karena itu, edukasi lingkungan bukanlah hal yang boleh diabaikan,” sebut Sarif.
Mengubah Ancaman Sampah Menjadi Peluang
Baca Juga: Cuma Butuh HP dan Epayu! Cara Isi Saldo PayPal yang Mudah dan Cepat Ini Bikin Ketagihan
Alih-alih hanya fokus pada masalah, Sarif yang akrab disapa Kakung ini mengusulkan cara kreatif untuk menanamkan kepedulian lingkungan.
Menurutnya, edukasi bisa disisipkan dalam berbagai kegiatan, termasuk ajang sport tourism yang kini banyak diminati.
Konsep ini menggabungkan olahraga dengan pariwisata, yang terbukti mampu menarik partisipasi massa, khususnya dari kalangan usia 18-45 tahun.
“Edukasi dari pemerintah, jelasnya, dapat dilakukan di dunia pendidikan maupun berbagai kegiatan. Dia mencontohkan adanya event sport tourism, juga bisa menjadi sarana edukasi lingkungan ini,” jelasnya.
Pendekatan ini sejalan dengan tren "eduwisata" atau wisata edukasi yang kian populer, di mana wisatawan tidak hanya berekreasi tetapi juga mendapatkan pengetahuan baru, termasuk tentang kesadaran lingkungan.
Dengan menyasar hobi seperti lari maraton, bersepeda, atau kegiatan olahraga alam lainnya, pesan-pesan tentang pengelolaan sampah dan gaya hidup ramah lingkungan dapat disampaikan secara lebih efektif dan menyenangkan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran