SuaraJawaTengah.id - Bersiul itu kelihatannya sepele. Tapi tahukah Anda bahwa ada aturan dan pembahasan khusus soal ini dalam Islam? Bahkan, disebutkan dalam Al-Qur’an dan ditafsirkan oleh banyak ulama.
Kebiasaan bersiul juga menyimpan banyak tafsir dari sisi budaya, adab, hingga spiritualitas. Untuk sebagian orang, siulan dianggap wajar dan biasa. Tapi dalam masyarakat Islam tradisional, hal ini kerap dikaitkan dengan hal yang lebih dalam, baik secara agama maupun kebiasaan.
1. Bersiul Sering Dianggap Mengundang Makhluk Halus
Di tengah masyarakat Indonesia, terutama di Jawa, bersiul saat malam hari sering dikaitkan dengan hal mistis. Konon, siulan bisa mengundang makhluk halus seperti kemamang, sejenis jin atau siluman. Jika terdengar siulan balasan tanpa wujud, dipercaya itu pertanda kehadiran makhluk gaib yang merasa terganggu.
2. Tradisi dan Mitos yang Masih Melekat
Larangan bersiul sebenarnya bukan hanya soal mistik. Dalam sejarah, suara siulan juga pernah digunakan oleh pasukan pengintai untuk memberi kode rahasia.
Siulan sembarangan bisa mengacaukan sistem komunikasi itu. Apalagi, pada masa lalu suasana malam cenderung sunyi, dan siulan bisa mengganggu ketenangan warga yang sedang beristirahat.
3. Bersiul di Rumah, Apakah Dilarang?
Pertanyaan yang sering muncul: apakah bersiul dalam rumah itu dilarang? Jawabannya bergantung dari sisi mana kita melihat. Jika konteksnya mengganggu, atau menyerupai tradisi yang bertentangan dengan Islam, maka tentu tidak disarankan. Tapi yang menarik, ternyata pembahasan bersiul tak hanya soal budaya, tapi juga masuk dalam bahasan tafsir Al-Qur’an.
Baca Juga: 4 Arti Kedutan Kelopak Mata Kanan Atas Menurut Islam dan Primbon Jawa
4. Dalilnya Ada di Surah Al-Anfal Ayat 35
Al-Qur’an menyebut bersiul secara langsung dalam Surah Al-Anfal ayat 35:
“Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.” (QS. Al-Anfal: 35)
Ayat ini merujuk pada perilaku kaum musyrik Quraisy yang mengolok-olok ibadah di sekitar Ka'bah dengan bersiul dan bertepuk tangan, bukannya berdoa dengan khusyuk.
5. Tafsir Ulama: Siulan Jadi Simbol Kesia-siaan
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, banyak ulama sepakat bahwa yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah siulan yang dijadikan bentuk "ibadah" oleh kaum musyrik. Ulama seperti Ibn Abbas, Mujahid, Ikrimah, dan lain-lain menafsirkan bahwa “muka” adalah siulan, dan “tasdiah” adalah tepukan tangan. Praktik ini dinilai sia-sia dan tidak sesuai dengan ajaran tauhid.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota