Budi Arista Romadhoni
Kamis, 04 September 2025 | 20:07 WIB
Ilustrasi berdoa, Doa Maulid Nabi Muhammad SAWa (Freepik)

Peringatan Maulid sering diisi dengan majelis ilmu dan ceramah agama. Tujuannya bukan hanya untuk berkumpul, tetapi untuk menyegarkan kembali ingatan akan kisah hidup (sirah), akhlak, dan perjuangan Nabi.

Dengan mendengarkan dan membaca kembali sirah nabawiyah, umat Islam diajak untuk meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah dalam segala aspek kehidupan, dari kejujuran, kasih sayang, hingga kepemimpinan. Ini adalah upaya konkret untuk 'menghidupkan' kembali sunnah dalam keseharian.

4. Sedekah dan Berbuat Baik: Wujud Syukur yang Memberi Manfaat

Rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW paling baik diekspresikan melalui perbuatan yang bermanfaat bagi sesama, seperti bersedekah.

Berbagi rezeki, memberi makan, atau menyantuni anak yatim pada momen Maulid adalah cerminan dari sifat kedermawanan Rasulullah.

Amalan ini memiliki dimensi sosial yang kuat, mempererat tali persaudaraan, dan mengajarkan empati. Para sahabat bahkan memberikan penekanan luar biasa pada amalan ini.

Umar bin Khattab RA berkata, "Barang siapa mengagungkan Maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam."

Sementara itu, Abu Bakar RA juga menyampaikan keutamaannya, "Barang siapa membelanjakan satu dirham (uang emas) untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi SAW, maka ia akan menjadi temanku di surga."

5. Memperbanyak Dzikir dan Ibadah: Refleksi Diri dan Kedekatan Ilahi

Baca Juga: Demo Anarkis di Kantor Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi Minta Masyarakat Jangan Mudah Terprovokasi

Malam Maulid adalah waktu yang mustajab untuk memperbanyak dzikir, salat sunnah, dan memanjatkan doa.

Amalan ini menjadi sarana introspeksi diri, memohon ampunan atas segala dosa, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dengan mengisi malam kelahiran Nabi dengan ibadah, seorang Muslim meneguhkan kembali komitmennya untuk mengikuti jalan yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW.

Load More