- Unnes desak aparat hentikan aksi represif demo.
- Kritik pemerintah-DPR soal kebijakan tak adil.
- Ajak masyarakat jaga demokrasi dengan damai.
SuaraJawaTengah.id - Merespons dinamika nasional yang diwarnai jatuhnya korban jiwa selama aksi demonstrasi, sivitas akademika Universitas Negeri Semarang (Unnes) secara tegas mendesak aparat penegak hukum untuk menghentikan pendekatan represif dan mengutamakan sisi humanis dalam mengamankan setiap aksi penyampaian aspirasi damai.
Seruan ini menjadi salah satu poin krusial dalam pernyataan sikap resmi yang disampaikan langsung oleh Rektor Unnes, Prof. S Martono, di Semarang pada Jumat (5/9/2025).
Menurutnya, sebagai institusi yang berlandaskan wawasan konservasi, Unnes menjunjung tinggi nilai luhur dalam kehidupan berbangsa, termasuk menghargai hak konstitusional warga negara.
Menyoroti insiden yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, pihak universitas menyampaikan duka cita yang mendalam atas para korban yang gugur.
"Semoga para pejuang demokrasi tersebut diterima segala amal baiknya, diampuni segala dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," kata Prof. S Martono.
Lebih dari sekadar ucapan belasungkawa, Unnes juga menuntut pertanggungjawaban konkret. Mereka mendesak aparat untuk segera menegakkan hukum secara profesional, akuntabel, dan transparan.
Langkah ini dinilai penting agar para korban beserta keluarganya dapat memperoleh keadilan yang seadil-adilnya.
Sentil Pemerintah dan DPR Soal Kebijakan
Tak hanya menyoroti aparat, kritik tajam juga diarahkan kepada pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Baca Juga: 'Jangan Pukulin Saya Lagi!', Igauan Terakhir Mahasiswa UNNES Iko Juliant Sebelum Wafat Jadi Misteri
Unnes mendesak kedua lembaga tersebut untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan dan kinerja yang menjadi akar persoalan bangsa.
Sivitas akademika Unnes menuntut penciptaan kehidupan ekonomi yang berkeadilan, ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan, serta penciptaan lapangan kerja seluas-luasnya.
Mereka juga menyoroti pentingnya alokasi APBN yang bijaksana untuk sektor-sektor strategis yang berdampak langsung bagi rakyat, seperti peningkatan kualitas pendidikan, layanan kesehatan, dan penyediaan infrastruktur dasar.
Secara spesifik, Unnes mendesak pemerintah dan DPR untuk membatalkan semua kebijakan yang terbukti atau berpotensi melukai rasa keadilan masyarakat.
Kebijakan yang memperlebar kesenjangan ekonomi, mengancam hak-hak sipil dalam berdemokrasi, dan yang menyebabkan kerusakan lingkungan harus segera dicabut.
"Kemudian, mendorong pemerintah dan DPR untuk menerima dan menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan masyarakat secara damai sebagai hak konstitusional warga negara yang harus dihormati dan dilindungi," tegas Rektor.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran
-
BRI Genap 130 Tahun, Tegaskan Komitmen terhadap UMKM dan Inklusi Keuangan Nasional
-
5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman