- Kapten CPM Sanjoto ditugaskan memburu Ketua PKI D.N. Aidit hidup-hidup pasca peristiwa G30S.
- Pengejaran berlangsung berhari-hari dari Peterongan Semarang hingga arah Solo dan Jawa Timur.
- Aidit akhirnya ditangkap di Surakarta tahun 1966, jadi saksi sejarah pergolakan dan penumpasan PKI.
Akhirnya, kabar yang ditunggu datang: Aidit berhasil ditangkap di sebuah rumah milik pejabat di Surakarta pada tahun 1966. Sanjojo menceritakan bahwa identitas Aidit ditemukan terselip di dalam lemari pakaian di rumah tersebut.
Setelah itu, Aidit dibawa ke Semarang sebelum kemudian dipindahkan ke lokasi lain. Bagi Sanjoto, momen itu menjadi salah satu puncak dari operasi panjang yang melelahkan namun dianggap berhasil.
6. Semarang Sebagai Pusat Pergolakan dan Penumpasan PKI
Karier militernya membentang dari masa revolusi hingga era penumpasan G30S/PKI. Ia menjadi saksi langsung bagaimana kota Semarang kala itu penuh gejolak, dengan aktivitas patroli dan penumpasan terhadap simpatisan PKI.
Ia bahkan menyebut adanya kuburan massal di Mangkang, tempat ratusan orang yang diduga terlibat PKI dimakamkan.
Kini, puluhan tahun setelah peristiwa itu, Sanjoto menuturkan pengalamannya dengan tenang. Ia mengakui bahwa perburuan Aidit dan penumpasan PKI di Semarang adalah bagian dari tugas negara yang penuh risiko.
Meski banyak detail samar karena waktu yang panjang, ia tetap meyakini bahwa pengalamannya adalah saksi sejarah yang penting. Dari masa melawan penjajah Jepang, revolusi kemerdekaan, hingga perburuan tokoh PKI, Sanjojo telah melihat langsung betapa getirnya perjalanan bangsa ini.
Kisah Kapten CPM Purn. Sanjojo memburu D.N. Aidit menggambarkan bagaimana operasi militer kala itu dijalankan dengan segala keterbatasan informasi dan penuh ketegangan.
Dari pengejaran yang berlangsung berhari-hari, hingga akhirnya penangkapan di Surakarta, kisah ini menjadi bagian dari mosaik besar sejarah G30S di Indonesia.
Baca Juga: Jejak Panjang LEKRA: Seni Ideologi Kiri yang Lenyap Pasca Peristiwa G30S PKI
Semarang, dengan segala dinamika politik dan militernya, menjadi panggung penting dalam drama perburuan salah satu tokoh paling berpengaruh di PKI.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan