- Tahlilan jadi tradisi doa sekaligus perekat sosial, tapi sering diperdebatkan soal syariat dan bid’ah.
- NU dukung penuh, Muhammadiyah lebih pilih doa pribadi, salafi-wahabi bahkan melarang total.
- Meski dikritik, tahlilan tetap kuat sebagai budaya, meski ada beban ekonomi bagi keluarga berduka.
Sebaliknya, Muhammadiyah menolak bentuk ritualnya, meski tetap memperbolehkan doa pribadi secara langsung.
Sementara itu, kelompok salafi dan wahabi mengambil sikap yang jauh lebih keras, bahkan sampai pada pelarangan total. Karena perbedaan inilah, tahlilan seringkali menjadi simbol identitas kelompok. Di beberapa desa, orang bahkan berkata, “kalau tidak ikut tahlilan berarti bukan NU.”
4. Identitas Budaya yang Kuat
Terlepas dari perbedaan pendapat, tahlilan telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Indonesia.
Di pedesaan, tradisi ini masih begitu kuat dan dijalankan secara kolektif sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum sekaligus perekat sosial. Namun, tren berbeda terlihat di kalangan anak muda perkotaan.
Banyak dari mereka mulai meninggalkan tahlilan dan menggantinya dengan doa pribadi yang singkat, sesuai dengan pandangan yang lebih praktis dan modern. Perubahan ini menunjukkan bagaimana tahlilan berada di antara persimpangan tradisi lama dan kebutuhan generasi baru.
5. Filosofi Tahlilan: Antara Ibadah dan Budaya
Jika direnungkan lebih dalam, tahlilan sejatinya adalah campuran antara ibadah dan budaya. Bagian doa serta dzikir jelas termasuk ibadah, sementara penentuan hari ke-3, ke-7, ke-40, hingga ke-1000 lebih merupakan produk budaya.
Islam sendiri tidak anti terhadap budaya, selama tidak bertentangan dengan syariat. Para Wali Songo adalah contoh nyata. Mereka tidak serta-merta menghapus tradisi lametan Jawa, melainkan mengubah isi dan arahannya menjadi doa serta dzikir. Dari sanalah tahlilan lahir, berkembang, dan bertahan hingga sekarang.
Baca Juga: 7 Strategi Brigjen TNI Surjo Sumpeno Menumpas Antek PKI di Jawa Tengah
6. Beban Ekonomi Keluarga yang Berduka
Di balik semua itu, ada sisi lain yang jarang dibicarakan: beban ekonomi. Tidak sedikit keluarga yang merasa tertekan karena harus menggelar tahlilan besar-besaran, apalagi jika kondisi finansial mereka terbatas.
Mereka khawatir akan dicap pelit atau dianggap tidak menghormati tradisi jika tidak melaksanakan kenduri sebagaimana biasanya.
Padahal, dalam kondisi berduka, yang paling dibutuhkan keluarga adalah ketenangan dan dukungan, bukan tambahan tekanan biaya. Hal ini sering menjadi dilema tersendiri bagi mereka yang berada di posisi sulit.
7. Tahlilan: Ibadah, Bid’ah, atau Perekat Sosial?
Pada akhirnya, tahlilan bisa dimaknai dengan beragam cara. Ada yang melihatnya sebagai ibadah karena berisi doa dan dzikir. Ada pula yang menilainya bid’ah, sebab tidak ada contoh langsung dari Rasulullah ﷺ.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota