- Lima mahasiswa terdakwa rusuh May Day Semarang dituntut hukuman ringan 3 bulan penjara.
- Jaksa menjadikan ganti rugi Rp74 juta dan penyesalan sebagai alasan tuntutan ringan.
- Mereka terbukti merusak fasilitas umum dan melukai tiga polisi saat demo 1 Mei 2025.
SuaraJawaTengah.id - Babak baru kasus kerusuhan demo Hari Buruh atau May Day di Semarang memasuki tahap penuntutan.
Lima mahasiswa yang menjadi terdakwa atas aksi anarkis pada 1 Mei 2025 lalu hanya dituntut hukuman ringan, yakni 3 bulan kurungan penjara.
Tuntutan tersebut terungkap dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, Rabu (1/10/2025).
Tuntutan ringan ini menjadi sorotan, mengingat kerugian materiil akibat ulah mereka mencapai Rp74 juta dan menyebabkan tiga aparat kepolisian terluka.
Kelima mahasiswa tersebut adalah Kemal Maulana, Muhammad Akmal Sajid, Afta Dhiaulhaq Alfahis, Afrizal Nur Hysam, dan Mohammad Jovan. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Semarang meyakini mereka terbukti bersalah.
"Meminta majelis hakim yang mengadili perkara ini untuk menyatakan terdakwa terbukti bersalah melanggar Pasal 261 ayat 1 KUHP, menjatuhkan pidana selama 3 bulan penjara, memerintahkan terdakwa untuk tetap ditahan," kata Jaksa Supinto Priyono di hadapan majelis hakim dikutip dari ANTARA.
Lantas, apa yang membuat tuntutan jaksa begitu ringan? Dalam pertimbangannya, JPU membeberkan sejumlah faktor.
Hal yang memberatkan adalah perbuatan para terdakwa telah terbukti meresahkan masyarakat dan mengganggu ketertiban umum.
Namun, ada dua pertimbangan utama yang meringankan. Pertama, para terdakwa telah secara tulus menyesali perbuatannya.
Baca Juga: Saat Belasan Mahasiswa Semarang Terkapar, Demo Ricuh, Gedung Berlian Kelabu
Kedua, dan yang paling signifikan, mereka telah bertanggung jawab penuh dengan mengganti seluruh kerugian materiil berupa kerusakan sarana umum senilai Rp74 juta.
Aksi anarkis ini sendiri terjadi saat para buruh menggelar demonstrasi di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Saat itu, sekelompok massa berpakaian serba hitam, termasuk kelima terdakwa, tiba-tiba menyusup dan memprovokasi kericuhan.
Berdasarkan fakta persidangan, kelima mahasiswa itu secara aktif melakukan pelemparan ke arah barikade polisi menggunakan botol minuman, batu, hingga potongan besi.
Mereka juga terekam merusak pagar taman di depan kantor gubernur dan sama sekali tidak mengindahkan peringatan dari aparat keamanan untuk berhenti berbuat onar.
Kini, nasib kelima mahasiswa tersebut berada di tangan majelis hakim. Hakim Ketua Rudy Ruswoyo telah memberikan kesempatan bagi para terdakwa untuk menyampaikan nota pembelaan (pleidoi) pada agenda sidang berikutnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota
-
Bukan Cuma Sepak Bola! Intip Keseruan dan Kekompakan Jurnalis Semarang di Tiba Tiba Badminton 2025
-
7 Jalur Trek Lari di Purwokerto, Syahdyu untuk Melepas Penat dan Menjaga Kebugaran
-
BRI Genap 130 Tahun, Tegaskan Komitmen terhadap UMKM dan Inklusi Keuangan Nasional