- Penentuan raja baru Keraton Solo sepenuhnya urusan internal lewat musyawarah keluarga besar.
- Aturan adat “angkir-angkir” jadi pedoman suksesi, dengan hak utama pada putra dari permaisuri.
- Publik berharap suksesi berjalan damai agar Keraton Surakarta tetap jadi simbol budaya dan harmoni.
Salah satu nama yang banyak disebut dalam konteks ini adalah Kanjeng Gusti Pangéran Haryo (KGPH) Purboyo, putra dari Kanjeng Ratu Asih Winarni. Sosok muda ini disebut-sebut memiliki peluang besar untuk meneruskan takhta sebagai Pakubuwono XIV.
4. Musyawarah Besar Menjadi Kunci Penetapan Raja Baru
Meski garis keturunan penting, keputusan akhir tetap berada di tangan musyawarah keluarga besar. Adik mendiang Pakubuwono XIII, KGPH Suryok Wicaksono atau yang akrab disapa Gusti Nino, menegaskan bahwa penentuan raja harus dibicarakan bersama para sesepuh dan dewan adat keraton.
Forum ini akan melibatkan banyak pihak, antara lain keluarga inti Pakubuwono XIII, permaisuri, sesepuh, Dewan Abdad Keraton, serta lembaga internal lain seperti KGP-HPA Tejauhulan. Dengan sistem kolektif seperti ini, diharapkan keputusan yang diambil tidak menimbulkan konflik sebagaimana yang pernah terjadi di masa lalu.
Musyawarah menjadi simbol keseimbangan antara tradisi dan kebijaksanaan. Dalam sejarah panjang keraton, keputusan yang lahir dari mufakat selalu dianggap membawa berkah dan ketenteraman bagi seluruh abdi dalem serta masyarakat pendukungnya.
5. Harapan agar Suksesi Berjalan Damai
Keraton Surakarta bukan hanya pusat budaya Jawa, tetapi juga simbol keharmonisan dan keteguhan adat. Karena itu, setiap kali terjadi suksesi raja, masyarakat berharap prosesnya berjalan damai tanpa gejolak.
Gusti Nino bahkan secara terbuka menyampaikan harapannya agar penunjukan penerus Pakubuwono XIII kali ini tidak menimbulkan perpecahan seperti yang pernah terjadi sebelumnya
Perpecahan yang dimaksud mengacu pada konflik internal di masa lalu, ketika Keraton Surakarta sempat mengalami dualisme kepemimpinan.
Baca Juga: Tak Hanya di Semarang, Kota Surakarta Disiapkan Menjadi Kota Metropolitan Baru di Jawa Tengah
Dari pengalaman itulah, kini para sesepuh bertekad agar transisi kepemimpinan kali ini berlangsung dengan penuh kebersamaan dan menghormati adat.
Lebih dari sekadar pergantian takhta, penunjukan raja baru di Keraton Solo memuat nilai-nilai filosofis yang dalam.
Dalam pandangan budaya Jawa, seorang raja bukan hanya pemimpin administratif, melainkan juga “pangayoming bawana” pelindung dunia dan penjaga keseimbangan hidup.
Surojo menekankan bahwa inti dari tradisi musyawarah bukanlah siapa yang menang atau kalah, tetapi bagaimana keraton tetap utuh dan dihormati. Itulah sebabnya, setiap proses suksesi dijalankan dengan hati-hati, penuh tata krama, dan berlandaskan etika leluhur.
Ritual adat, doa, dan simbol-simbol spiritual menyertai setiap tahap penetapan. Semua ini mencerminkan keyakinan bahwa kepemimpinan sejati lahir dari restu Tuhan dan penerimaan masyarakat.
Kini, publik menantikan keputusan akhir siapa yang akan dinobatkan sebagai Pakubuwono XIV.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Banjir Bandang Sapu Wisata Guci Tegal di Tengah Liburan, Pancuran 13 Tertutup Lumpur dan Batu
-
Libur Nataru Lebih Tenang, Pertamina Siagakan Motorist, hingga Serambi MyPertamina
-
Pemprov Jateng Pulangkan 100 Warga Terdampak Banjir Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Hadirkan 1.000 Relawan, Tegaskan Peran BUMN Hadir di Wilayah Terdampak
-
Turunkan Bantuan ke Sumatera, BRI Juga akan Perbaiki dan Renovasi Sekolah