Karya Kaligrafi Pria Asal Cilacap Ini Jadi Langganan Artis dan Pejabat

Tak sedikit yang datang ke rumah, banyak juga yang memesan karya Darlam, salah satunya adalah musisi Armand Maulana

Bangun Santoso
Jum'at, 17 Mei 2019 | 13:45 WIB
Karya Kaligrafi Pria Asal Cilacap Ini Jadi Langganan Artis dan Pejabat
Kaligrafi karya Darlam, seniman asal Cilacap, Jawa Tengah. (Suara.com/Teguh Lumbiria)

"Umumnya, kalau yang ukuran 1×1 meter, biasanya dibeli orang Rp 1,5 sampai Rp 2 juta. Tergantung modelnya," kata dia.

Semula Minim Pengetahuan Baca Tulis Arab

BUAH kreasi dan inovasi karya seni yang dibuat Darlam, dalam proses awalnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada sejumlah kendala yang dihadapi, meskipun pada akhirnya bisa dia lewati.

Darlam mulai merintis karya lukisan ukir sejak tahun 2000an. Ia mengawali dengan membuat tokoh pewayangan, yang kala itu banyak digandrungi masyarakat. Untuk pembuatan itu, nyaris tidak ada kendala baginya.

Baca Juga:BKSDA Cilacap Masih Menyusuri Keberadaan Buaya Muara

Darlam merupakan sosok penyuka tontonan wayang, sebagaimana tren masyarakat setempat pada era 90an. Sudah begitu, dunia lukis dan ukir sudah akrab sejak kecil, sekalipun tidak sampai mengenyam pendidikan formal di bidang itu.

Kemudian dalam perkembangannya, Darlam mulai membuat lukisan ukir kaligrafi. Pembuatan itu sesuai dengan minat dari sejumlah pemesan.

Satu kendala yang menonjol dirasakan dalam pembuatan seni Islami itu. Kala itu, ia memiliki keterbatasan akan pengetahuan baca dan tulis Arab.

''Yang sempat bingung, itu ketika awal diminta membuat kaligrafi. Karena jujur, awalnya saya masih cukup minim dalam hal baca tulis Arab. Sampai-sampai, dalam tahapan menulis kaligrafi, saya sempat betul-betul melukis, bukan menulis Arab,” kenang dia.

Namun, kondisi itu tidak bertahan lama. Rutinitas anak sekolah, termasuk anak kandungnya, jadi inspirasi.

Baca Juga:Penampakan Buaya Muara di Perairan Cilacap, Nelayan Diimbau Waspada

Mereka begitu bersemangat untuk berangkat sekolah sejak pagi, demi mengikuti kegiatan belajar, hingga siang atau terkadang sore hari. Kemudian malamnya, mereka kembali belajar, supaya ilmu yang diberikan guru betul-betul dipahami dengan baik.

“Itu mengapa, saya tergugah untuk belajar menulis Arab. Dan pada akhirnya, ketika ditekuni, akhirnya bisa,'' kata suami dari Fatmiyatun yang dikaruniai tiga anak, yakni Yulis Putri, Mutiara Anisa dan Putri Aryani.

Lebih dari itu, dari pesanan pembuatan kaligrafi, ia semakin giat untuk belajar tentang Alquan, hingga pendalaman keagamaan. ''Puji syukur alhhamdulillah, ada hikmah penting dari semua ini,'' ungkapnya.

Kontributor : Teguh Lumbiria

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak