Selama menjalani tugas, Sanjoto mengaku terkesan terhadap sosok Pak Dirman. Ia menilai Pak Dirman merupakan sosok yang tangguh dan berwibawa.
“Ia seorang jenderal besar. Saat itu kondisinya sakit, batuk-batuk selama perjalanan. Tapi, masih bersemangat meskipun harus ditandu. Padahal, saat itu medan yang kami lalui berupa hutan belantara,” tuturnya.
Selama mengawal Jenderal Besar Soedirman, ia dan rombongannya melalui hutan belantara di kawasan Wonogiri-Ponorogo. Hal itu dilakukan guna menghindari sergapan tentara Belanda.
Atas jasanya mengawal Jenderal Soedirman, Sanjoto mendapat tanda jasa Bintang Kartika Eka Paksi. Sebuah penghargaan yang mentereng bagi prajurit TNI kala itu.
Baca Juga:20 Anggota DPRD Depok Bolos Sidang Paripurna, Veteran: Kami Tak Dihargai
Selepas masa perjuangan kemerdekaan, kisah Sanjoto berlanjut. Ia bahkan kerap diminta menjadi pengawal Presiden Soekarno saat berkunjung ke Semarang pada 1957 silam.
Tak hanya itu, ia juga sempat bergabung dengan pasukan The Banteng Raiders pimpinan Jenderal Ahmad Yani untuk menumpas pemberontakan Darul Islam di Tegal pada 1952 silam.
Lebih lanjut, ia meminta kepada generasi muda untuk meneladani sikap-sikap kepahlawanan yang dilakukan para pejuang kemerdekaan terdahulu.
Ia menganggap generasi muda kini memikul tanggung jawab yang berat karena hidup di era modern.
"Di pundak kalian, terdapat tanggung jawab yang besar. Maka tunjukanlah semangat juang untuk mengisi kemerdekaan. Semoga di bawah kepemimpinan kalian, negeri ini tetap jaya. Maka kawallah negeri ini. Kawal NKRI,” ujarnya.
Baca Juga:Addie MS dan GB Sanitaryware Beri Penghargaan untuk Veteran Perang