Dampak Longsor Tidak Ditangani, Kain Kafan Bergelantungan di Tebing Sungai

Pada tebing bekas longsor juga terlihat kain kafan yang bergelantungan dan mulai berubah warna kecokelatan.

Chandra Iswinarno
Kamis, 30 Januari 2020 | 13:45 WIB
Dampak Longsor Tidak Ditangani, Kain Kafan Bergelantungan di Tebing Sungai
Kawasan makam Bendungan, RT RT 004/RW 006, Desa Klodran. Colomadu, yang terkena longsor pada akhir 2018. Hingga saat ini dinding sungai bekas longsor belum dicor. Foto diambil Rabu (29/1/2020). [Solopos]

SuaraJawaTengah.id - Dampak longsor yang terjadi di pemakaman umum kawasan Dusun Bendungan, Desa Klodran, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, pada 2018 sampai saat ini belum tertangani. Bahkan, saat ini tidak ada penanganan lanjutan usai longsor yang terjadi.

Kondisi tersebut terlihat jelas, saat Wartawan Solopos.com-jaringan Suara.com disuguhi pemandangan adanya satu kijing dengan posisi terbalik di bantaran aliran Sungai Pepe, Dusun Bendungan RT 004/RW 006.

Tak hanya kijing, akibat longsor yang terjadi pada Tahun 2018 lalu, pada tebing bekas longsor juga terlihat kain kafan yang bergelantungan dan mulai berubah warna kecokelatan.

“Kain kafan yang bergelantungan tersebut merupakan bekas kain kafan enam mayat yang dipindahkan akibat terkena longsor. Jadi mayatnya dipindahkan, tetapi kainnya masih bergelantungan di tanah bekas longsor,” kata juru kunci kuburan Bendungan Endang seperti diberitakan Solopos.com-jaringan Suara.com pada Kamis (30/1/2020).

Baca Juga:Longsor, Jalur Bandung-Cianjur Lumpuh Total

Endang mengemukakan, akibat longsor itu enam mayat dipindahkan dan dua jasad lainnya hilang terbawa aliran arus sungai. Dia mengatakan, sebenarnya di kawasan makam tersebut terdapat beberapa pohon yang berfungsi menyangga tanah.

Namun karena ada proyek normalisasi sungai, pohon-pohon tersebut ditebang dan sebagian tanah di bantaran sungai dikeruk.

“Seharusnya dinding sungai dibeton atau diberi bronjong batu. Sehingga bisa berfungsi sebagai penyangga tanah agar tidak longsor,” terang Endang.

Endang mengemukakan, saat itu, setelah normalisasi sungai semua dinding sepanjang dua kilometer bakal dibeton. Namun, hanya sekitar 1,5 kilometer yang dibeton.

“Di sekitar kawasan makam hingga dam air dinding belum dibeton. Istilahnya, proyek pembangunan terhenti. Karena semua wilayah yang di normalisasi sudah dikeruk, tetapi dinding sungai yang dibeton belum tercapai semua,” sambung dia.

Baca Juga:Longsor saat Hujan Deras, Tiga Ruko di Pulo Gadung Ambles

Lebih lanjut, Endang mengemukakan, warga dan ahli waris mulai khawatir akan terjadinya kembali bencana longsor. Apalagi saat ini sudah memasuki musim hujan. Mereka mengkhawatirkan, jika aliran sungai deras, maka dinding tersebut berpotensi longsor. Sehingga bisa menyebabkan kijing dan mayat hanyut atau hilang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini