SuaraJawaTengah.id - Cerita seorang kakek yang bersepeda sejauh 66 kilometer setelah istrinya meninggal ini viral di media sosial.
Kisah tersebut dibagikan oleh akun Twitter @gilangswasongko, Selasa (24/3/2020). Cerita itu telah disukai lebih dari 15 ribu warganet dan mendapat 9 ribu retweet.
Kakek yang tidak disebutkan namanya ini mengayuh sepeda dari Semarang sampai Jatipohon, Grobogan, Jawa Tengah. Jarak dua daerah itu sekitar 66 kilometer.
Gilang bertemu dengan kakek itu di sebuah mini market samping gapura masuk kota Purwodadi.
Baca Juga:Heboh Perawat Diusir di Jakarta, IDI: Pemerintah Harus Tanggung Jawab!
"Tadi siang ketemu orang tua naik sepeda tiba-tiba dateng duduk di sebelahku, di daerah Purwodadi. Keliatan dari mukanya tampak letih," tulis Gilang.
Awalnya kakek itu bertanya jam kepada Gilang. Si kakek lalu menjelaskan dirinya baru saja pulang dari salah satu rumah sakit di Semarang.
"Dari RS di Semarang mas, nungguin istri saya sakit," kata kakek itu kepada Gilang.
Pria lanjut usia ini mengaku bersepeda dari Semarang untuk ke Jatipohon.
"Iya mas, itu aja masih sering bocor bannya sudah gak kuat. Tapi istri saya meninggal mas tadi malam jam 2," ucap si kakek.
Baca Juga:Diusir Warga karena Corona, Perawat Terpaksa Tidur di RS Persahabatan
Namun karena tidak punya biaya, kakek itu tidak dapat membawa pulang jenazah istrinya.
"Sakit liver, dimakamin di Semarang. Dimakamin pihak RS di sana," ujar kakek.
Ia melanjutkan, "Saya aja ke Semarang naik sepeda mas karena gak punya biaya, apalagi bawa pulang jenazah istriku. Biayanya lebih mahal."
Gilang juga bertanya tentang keluarga kakek itu. Pria lanjut usia yang memakai topi ini mengaku tinggal sebatang kara bersama istrinya.
"Enggak punya anak mas, sanak saudara aja gak ada semua. Aku sama istriku hidup berdua sebatang kara tapi malah sekarang istriku meninggal," ungkap kakek itu.
Gilang menjelaskan, "Terlihat wajahnya sedih dan bingung. Sedih karena ditinggal orang yang sehari-hari menemani dia, dan bingung mau ke siapa lagi dia bercerita tentang keluh kesahnya".
Saat kakek itu pamit beranjak melanjutkan perjalanannya, Gilang sempat memberinya uang untuk bekal.
"Alhamdulillah, makasih banyak mas. Insyaallah orang yang bersedekah rezekinya banyak," kata si kakek.
Mendapat cerita pengalaman seperti itu, Gilang merasa iba. Ia juga mengingatkan orang-orang untuk bersyukur memiliki saudara yang dapat saling membantu saat terjadi musibah.
"Saya iba dengan beliau, meski banyak musibah dia tak sampe terang-terangan meminta uang kepada orang apalagi sampai mengemis tapi malah membagi doanya buat orang lain," ucap Gilang.
Beberapa warganet yang membaca cerita ini ikut merasa sedih dengan si kakek.
Seperti komentar yang ditulis @LenyPapero, "Amin, aku bacanya nangis, kasihan banget mbah nya".