Fakta Tikus Pithi, di Balik Penjahit dan Pak RW Penantang Gibran di Solo

Organisasi masyarakat yang diklaim berdiri sejak 2014 itu mengajukan pasangan calon independen untuk meramaikan pilkada Solo 2020.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 05 Agustus 2020 | 19:15 WIB
Fakta Tikus Pithi, di Balik Penjahit dan Pak RW Penantang Gibran di Solo
Bagyo Wahyono - FX Supardjo. (Solopos)

Lalu di Pilkada Jawa Tegah, setidaknya ada tiga pasangan calon (paslon) yang diusung gerakan Tikus Pithi yang dikomandoi Yayasan Surya Nuswantara.

Ketiga paslon itu yakni Suroto-Suparman (Roman) di Pilkada Sragen, Didik Mardiyanto-Listyowati di Pilkada Boyolali, dan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) di Pilkada Solo.

Dari ketiga calon itu, hanya di Solo, pasangan Bajo yang berhasil memenuhi syarat minimal dukungan yang ditetapkan KPU. Sedangkan, dua paslon lain bertumbangan.

Di Sragen, meski bisa menghimpun 60.000 dukungan, pasangan Roman tidak bisa mengikuti tahapan berikutnya.

Baca Juga:Kawal Gibran ke Teuku Umar, FX Hadi Rudyatmo Beberkan Pesan dari Megawati

Sebab, kubu Roman tidak menyerahkan cetakan formulir B1.1 KWK dan B2 KWK dari sistem informasi calon (Silon) KPU.

Selain itu, di Boyolali, pasangan Didik-Listyowati hanya bisa mengunggah 52.336 dukungan. Padahal, syarat minimal dukungan untuk maju melalui jalur independen berjumlah 60.636.

Gerakan Tikus Pithi Hanoto Baris yang digawangi Yayasan Surya Nuswantara ini awalnya menargetkan keikusertaan dalam tujuh Pilkada di Jawa Tengah.

Yakni Solo, Boyolali, Sragen, Demak, Blora, Kendal, dan Rembang.

Ketua Yayasan Surya Nuswantara, Tuntas Subagyo, menyebut terjunnya yayasan ke dalam politik merupakan satu cara melakukan perubahan di Indonesia. Tujuannya agar Indonesia tidak hanya dikuasai partai politik.

Baca Juga:PKS Sebut Parpol Pendukung Gibran Diputuskan Pusat karena Anak Presiden

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini