SuaraJawaTengah.id - Peringati malam 1 Suro, ratusan Warga Kota Semarang adakan pesta tumpengan di sebuah padepokan silat di bukit Gunung Talang Semarang yang dikenal mistis.
Gunung Talang terletak di Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang.
Di padepokan tersebut, pernah menjadi pusat perguruan silat yang ada di Kota Semarang. Diantaranya, perguruan Merpati Putih, Kala Hitam dan beberapa perguruan silat yang lain.
Warga sekitar mempercayai jika padepokan yang ada di Gunung Talang mempunyai aura mistis yang kental. Beberapa kali warga melihat ada orang yang kesurupan saat ke Gunung Talang.
Baca Juga:Pura Mangkunegaran Solo Tak Gelar Kirab Malam 1 Suro
"Memang di padepokan ini mempunyai aura mistis," jelas Ketua Panitia, Edi Pranoto saat ditemui di lokasi, Rabu (19/8/2020).
Karena mempunyai kesan mistis, padepokan tersebut dijadikan tempat yang sakral. Bahkan, menurut Edi, beberapa warga juga menjadikan padepokan tersebut untuk mencari nomor togel.
"Setiap malam Jumat biasanya banyak yang cari nomor togel," ucapnya.
Meski demikian, ia justru ingin menghilangkan kesan mistis yang ada di Kota Semarang.
Edi justru ingin memanfaatkan padepokan tersebut untuk kegiatan yang positif.
Baca Juga:Malam 1 Suro ala Pandemi Corona: Tertutup dan Tak Ada Rebutan Air
"Kita justru akan menghilangkan kesan mistis di Gunung Talang. Kita akan buat pasar rakyat di sini. Semoga pemerintah mengijinkan," ujarnya.
Selain adakan pasar rakyat, warga Bendan Duwur juga berencana untuk aktifkan kembali padepokan tersebut sebagai sarana olahraga setiap satu minggu satu kali bagi warga yang datang ke Gunung Talang.
"Kita akan membawa nilai-nilai yang baik untuk masyarakat. Untuk itu, kita akan buat tempat ini lebih bermanfaat," ucapnya.
Warga Bendan Duwur, Khoirul Anam mendukung jika padepokan yang ada di Gunung Talang dijadikan tempat untuk pasar rakyat. Dengan begitu, padepokan bersejarah itu tidak mangkrak.
"Ya mending dimanfaatkan seperti itu, dari pada mangkrak dan rusak. Padahal padepokan tersebut menyimpan banyak sejarah," imbuhnya.
Kontributor : Dafi Yusuf