SuaraJawaTengah.id - Pernikahan mestinya dilakukan berdasakan cinta sama cinta, dan menjadi keputusan bersama. Menikah juga bukan hanya sebuah sanksi karena kesalahan yang tidak masuk akal.
Keputusan menikah membutuhkan banyak pertimbangan. Antara lain kesiapan finansial, kesiapan batin dan rohani.
Namun, Jagat media sosial dibuat riuh dengan pernikahan dini dua remaja yang masih duduk di bangku SMP. Pernikahan keduanya menjadi perbincangan, hanya karena telat mengantarkan pacar pulang ke rumah.
Prosesi ijab kabul keduanya terekam kamera dan videonya viral di media sosial.
Baca Juga:Bikin Geger, Pernikahan Dini Sepasang Bocah SMP di Lombok
Salah satunya dibagikan oleh kanal YouTube Aforisme tv berjudul "Pernikahan Dini, Tamat SD Nikah", Senin (14/9/2020)
Dalam video berdurasi 6 menit 47 detik tersebut, tampak kedua mempelai hendak melakukan prosesi ijab kabul di sebuah ruangan sembari disaksikan tamu undangan.
Dikutip dari Padangkita.com --jaringan Suara.com, pernikahan sepasang bocah SMP tersebut terjadi di Desa Pangajek, Kecamatan Tonggat, Kabupaten Lombok Tengah.
Kepala Dusun Montong Praje, Desa Pengenjek, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, Ehsan, mengungkapkan kedua remaja tersebut menikah lantaran diminta oleh orang tua mempelai perempuan.
"Tapi orang tua (mempelai wanita) memaksa kedua mempelai untuk menikah,” ujar Ehsan.
Baca Juga:Studi: Remaja yang Dikucilkan Teman Sebaya Berisiko Kena Penyakit Kronis
Telat Antar Pulang
Usut punya usut, hal itu bermula dari kejadian saat keduanya pergi berwisata pada Rabu (9/9).
Menurut pengakuan sang mempelai pria, saat itu dirinya mengantar pulang kekasihnya pada pukul 19.30 WITA. Namun dianggap kemalaman oleh orang tua kekasihnya.
"Jalan-jalan ke (wisata) Abangan. Saya antar pulang ke rumah bapaknya. Terus dipaksa nikah,” ucapnya.
Walhasil, orang tua sang gadis meminta remaja SMP untuk menikahi putrinya lantaran memegang teguh peraturan adat Sasak.
“Karena adat sih katanya. Kalau bawa gadis sampai malam harus dinikahi. Kita sempat larang untuk menikah dan mau pisahkan. Tapi, orang tua (mempelai perempuan) tetap ngotot mau menikahkan mereka,” terangnya.
Kaget dengan permintaan itu, pihak keluarga laki-laki sempat mendatangi orang tua mempelai perempuan untuk membatalkan pernikahan.
Namun, permintaan tersebut ditolak hingga kemudian digelarlah pernikahan pada Sabtu (12/9).
Respons orang tua remaja SMP
Rahimin orang tua pengantin laki-laki, mengatakan sempat syok mendengar permintaan dari orang tua pacar anaknya. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa dan menyetujui pernikahan tersebut.
"Saya hanya bisa diam. Kaget awalnya. Masa anak saya nikah. Kan masih kecil. Kita sudah minta untuk dipisah. Tapi katanya kalau tidak nikah sekarang. Anaknya (mempelai perempuan) bakal dicap buruk di kampung halamannya” ucap Rahimin.
Akhirnya, kedua bocah SMP menikah dengan mahar uang Rp2 juta.
Tak hanya itu, keluarga laki-laki memberikan uang pisuka (salah satu adat Sasak) sebesar Rp4 juta kepada pihak keluarga perempuan.
"Saya hanya kasih segitu. Cuma Rp6 juta. Untuk mas kawin dan pisuka,” kata Rahimin.
Setelah resmi menikah, kedua remaja tersebut kini dikabarkan putus sekolah.