BMKG: Sebagian Wilayah Jateng Selatan Memasuki Awal Musim Hujan

Beberapa daerah di Jateng diprediksi sudah memasuki awal musim hujan pada bulan Oktober ini

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 02 Oktober 2020 | 14:45 WIB
BMKG: Sebagian Wilayah Jateng Selatan Memasuki Awal Musim Hujan
(wallls.com/andrea)

SuaraJawaTengah.id - BMKG memprakirakan sebagian wilayah Jawa Tengah bagian selatan diprakirakan telah memasuki awal musim hujan pada dasarian (10 hari, red.) pertama Bulan Oktober 2020.
 
"Wilayah Kabupaten Cilacap khususnya bagian selatan diprakirakan telah memasuki awal musim hujan pada dasarian pertama bulan Oktober," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, Jumat (2/10/2020).

Akan tetapi, kata dia, awal musim hujan di wilayah Cilacap bagian barat dan tengah serta Kabupaten Banyumas dan sekitarnya, termasuk Kebumen, diprakirakan berlangsung mulai dasarian kedua bulan Oktober.

Dia mengakui masa pancaroba atau transisi dari musim kemarau menuju musim hujan di Kabupaten Cilacap dan sekitarnya pada Tahun 2020 jarang terjadi petir, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau di sini (kota Cilacap, red.) jarang terjadi petir, baru terpantau tiga kali. Jadi termasuk jarang terjadi petir, tidak seperti masa pancaroba sebelum-sebelumnya yang memang petirnya banyak, kemudian intensitasnya luar biasa, sehingga sekarang lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya," kata Teguh.

Baca Juga:Geger Jawa Dikepung Tsunami, BPDB: Jangan Panik, Perhatikan Jalur Evakuasi

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan adanya peningkatan kejadian petir ketika telah memasuki musim hujan karena gejala alam itu tergantung pada kondisi perawanan.

Dalam hal ini, kata dia, petir dan angin puting beliung atau langkisau tetap berpotensi terjadi saat musim hujan, meskipun kecenderungannya jauh lebih banyak saat pancaroba.

"Hanya saja yang perlu diwaspadai saat musim hujan kali ini adalah hujannya lebih banyak karena adanya La Nina," katanya.

Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat yang bermukim di wilayah rawan longsor maupun banjir perlu waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut.

Antara

Baca Juga:13 Ribu Buruh di Semarang diPHK Sepihak, Buruh: Jauh dari Pancasilais

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini