Kisah Yusuf, Eks Napiter Kini Memilih Jalan Hidup Sebagai Pengusaha

Yusuf pernah menjadi ahli pemetaan teroris di Filipina

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 20 Oktober 2020 | 16:10 WIB
Kisah Yusuf, Eks Napiter Kini Memilih Jalan Hidup Sebagai Pengusaha
Mahmudi Haryono alias Yusuf (Suara.com/Dafi Yusuf)

SuaraJawaTengah.id - Mahmudi Haryono alias Yusuf, dia adalah eks napi teroris jaringan Abu Tholut yang pernah mendapatkan didikan dan pelatihan di Filipina.

Jauh sebelum bergabung dengan Abu Tholut, perjalanan jihad Yusuf berawal dari Jombang, kota kelahirannya.

Sekitar tahun 1998 hingga 1999 Yusuf pindah tempat untuk belajar ke Lamongan. Di tempat tersebut, ia bertemu dengan keluarga besar Amrozi.

Selama dua tahun, Yusuf belajar bersama keluarga Amrozi. Dalam satu minggu terdapat tiga kali pertemuan untuk belajar. Di tempat tersebut ia mulai didoktrin dengan ajaran keras.

Baca Juga:Pandemi Covid-19, Festival Lima Gunung Tetap Digelar

"Di tempat belajar itu, saya diajarkan soal jihad melalui VCD yang berisi soal laskar jihad dan konflik di Ambon," jelasnya di Semarang, Selasa (20/10/2020).

Selama dua tahun, Yusuf masih dalam proses pengkaderan, hingga pada suatu hari, tepatnya pada tahun 2000, Yusuf mendapat tugas untuk berangkat jihad ke Poso.

Karena merasa senang, Yusuf rela menjual sepeda motornya seharga Rp7 juta untuk bekal perjalanan menuju Poso. Menuju daerah konflik untuk ikut perang adalah cita-citanya.  

"Sebenarnya saat itu tiket, makan, dan segala keperluan sebenarnya sudah ditanggung,"ungkapnya.

Di tengah perjalanan rencana berubah. Yusuf bukan dibawa ke Poso melainkan ke Filipina. Saat itu, Yusuf dan teman-temanya transit di Palu menuju Nunukan dan Malaysia.

Baca Juga:Kasus Konser Dangdutan, Wakil Ketua DPRD Tegal Segera Disidang

"Dari Malaysia, kami menempuh jalur darat menuju Filipina," ujarnya.

Yusuf dan rombongannya dibawa ke sebuah daerah pegunungan. Rombongan Yusuf saat itu dipecah menjadi dua kelompok untuk dibawa ke dua gunung yang berbeda.

"Rombongan kita akhirnya dibagi menjadi dua kelompok karena ada dua gunung yang harus ditempati," ujarnya.

Di Filipina, Yusuf ikut memborbadir perkampungan di daerah target. Saat itu, ia mulai memegang M16 hingga roket.

Selain melakukan kontak langsung, ia mempunyai tugas khusus untuk memetakan daerah-daerah target dan lalu lintas pejuang jihad saat berperang.

"Saat itu saya yang memetakan. Jadi tempat target dan memasang perangkap itu saya. Seringkali saya harus menjinakan bom tanpa pengaman karena perubahan rencana. Sehingga terpaksa melalui daerah yang sudah dipasang ranjau," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak